Kemarin banyak pemirsa yang menunggu pidato presiden Recep Tayyip Erdogan. Ketika pidato di depan Anggota Parlemen itu dimulai, semua menahan nafas, utamanya pendukung MBS, detik per detik rasanya berjalan lambat.
Semua menunggu diputarnya video “Saw VIII” dan diungkapkan dimana jenazahnya Jamal Khasogi. It turn out, nothing new in the speech. Pidato isinya begitu-begitu saja, tidak ada yang baru. Arab Saudi bernafas lega setelah pidato itu berakhir, untung saja presiden Erdogan tidak mengatakan, “Kebangetan! Masak kejahatan pembunuhan 1 orang saja harus saya yang urus!”
Tapi sebenarnya ketika melihat Chanel Al Arabiya Arab Saudi dan Chanel Skynews PEA meliput live pidato Erdogan, aku sudah yakin tidak akan ada hal baru dalam pidato itu. Tidak mungkin Al Arabiya dan Skynews akan meliput pidato itu live kalau memang mereka tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh Erdogan.
Apalagi beberapa hari sebelum pidato, sudah ada komunikasi telpon antara Sultan Erdogan dan King Salman, tidak mungkin lah dua pemimpin besar telponan hanya untuk mengucapkan “Sweetdream” atau “Günaydın”, pasti ada deal-deal tertentu yang dibicarakan atau disepakati, minimal kesepakatan untuk mengundur pembocoran dimana jenazah Khasogi dan siapa dalangnya.
Namun demikian, pidato itu bagi Saudi’s pros, dianggap bahwa presiden Erdogan sudah “menelan” pancingan Arab Saudi melalui deal-deal ekonomi yang ditawarkan.
Adapun eskalasi media Turki yang setiap hari mengompori kasus Khasogi hanya framing biasa oleh media untuk menggiring opini umum. Dan mereka meyakini kasus ini akan ditutup dengan ucapan, “Jamal Khasosgi Allah yarhamuh”.
Adapun bagi Turki’s pros yang masih percaya pada Keadilan Turki, beranggapan bahwa pidato Erdogan itu sebagai manuver politik cerdas dan mereka fokus pada ungkapan Erdogan “Turki tidak puas hanya dengan menyalahkan Intelijen dan Keamanan Arab Saudi oleh pemerintah Saudi”. Ungkapan itu secara implisit menjurus kepada MBS, kenapa MBS tidak disalahkan, kasarnya begitu.
Kalau dilihat dari isi pidato yang sangat hati-hati, tampaknya Presiden Erdogan masih menyimpan harapan untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi.
New York Times menyebutkan bahwa Erdogan telah menolak “tawaran damai” Arab Saudi yang diajukan oleh Utusan Khusus Raja Salman ke Turki, Pangeran Khalid Faisal. Menurut NYT tawaran itu termasuk investasi di Turki dan pencabutan embargo terhadap Qatar.
Ada interpretasi lain kenapa Erdogan masih menarik ulur kasus Khasogi, disamping Khasogi sepertinya Andrew Bronson yang dilepaskan kemarin menjadi harapan Turki kepada AS untuk mencapai solusi atas perang Ekonomi AS-Turki.
Dalam hal ini AS juga ingin menjaga kepentingannya agar deal transaksi senjata sekitar USD 110 miliar dengan MBS tidak dibatalkan.
Permainan seperti ini persis seperti kenapa Rusia habis-habisan menjaga presiden Assad untuk tetap di kursi presiden Suriah, karena kalau Assad jatuh, semua usaha dan modal yang dikeluarkan Rusia selama 3 tahun di Suriah bisa jadi “habaan mantsura”, hanya karena Assad masih menjabat sebagai presiden Suriah, Rusia bisa mendirikan pangkalan militer di Suriah dan bisa nongrkong di Laut Tengah, tentunya disamping maha proyek Migas dan lainnya.
Pertanyaan lain, bagaimana nasib masa depan politik MBS? Apakah akan berakhir disini? Sepertinya sampai saat ini tekanan masih di ranah hukum, belum menyentuh ranah politik, so far posisi MBS masih aman lah. Ancaman hukuman masih dialamatkan kepada anak buah saja, termasuk 18 orang yang ditangkap kemarin.
*********
Mungkin karena sudah tahu isi pidato presiden Erdogan, MBS dengan tenang membuka Forum Investasi “Davos in the Desert” di Riyadh kemarin, meskipun banyak delegasi perusahaan besar yang menarik diri dari acara tersebut sebagai bentuk protes atas hilangnya Khasogi, disamping absennya Menkeu dari beberapa negara besar seperti Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda.
Delegasi yang paling banyak hadir adalah Rusia dan China, hal itu membuat uncle Trump khawatir larinya miliaran dollar uang Saudi ke Rusia dan China, makanya Menkeu AS disuruh datang padahal sebelumnya sudah dinyatakan akan absen.
Presiden Vladimir Putin dapat dikatakan sebagai salah satu pihak yang tidak terlalu menaruh simpati dalam kasus Khasogi, bahkan Putin lebih membenarkan pernyataan Arab Saudi daripada tuduhan Turki, yang artinya Putin secara tidak langsung mengatakan “Keluarga Karajaan tidak terlibat dalam kasus ini, utamanya MBS”.
Mungkin Rusia ingin berada di samping Arab Saudi pada saat seluruh dunia mencibir Arab Saudi karena Khasogi. Dengan harapan Rusia kecipratan sedikit dari Triliunan Dollar yang dimiliki Saudi, melalui pembelian senjata tentunya.
Apalagi MBS sudah berkunjung beberapa kali ke Moskow dan mengungkapkan keinginannya untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dan mewacanakan proyek pembangunan15 reaktor nuklir di Arab Saudi.
Lo tau kan kalau ada cewek lagi nangis habis diputus pacarnya harus ngapain? Jadilah orang pertama yang memberinya tisu untuk menghapus air matanya, maka dia akan jatuh dalam pelukan lo.
Presiden Putin memang jomblo, tapi dia tau bagaimana memperlakukan orang yang habis diputus. Jomblo boleh, bego jangan!
Kemarin, jurnalis senior Arab Saudi, Turki Aldakhil ngetweet di akunnya menyikapi ancaman sanksi AS terhadap Saudi, “Sanksi apapun terhadap Arab Saudi akan dibalas dengan pendirian pangkalan militer Rusia di Tabuk”. Ya, meskipun kemudian pemerintah Arab Saudi menyangkal kebenaran informasi itu.
Bagaimana kelanjutan sinetron “Khashoggi Ortadan Kalkması”, apakah akan berakhir seperti film-film hollywood, atau bollywood ataupun seperti film-film Andy Lau, kita tidak tahu.
Tapi, yang pasti kata SRK, “Kalau belum berakhir dengan indah, berarti cerita ini belum selesai”, biarlah waktu yang menjawab.