Jika manusia adalah makhluk sosial, maka santri harus menjadi pelopor sosial. Pagi hari ini setelah jamaah Subuh dan Dzikir pagi, kami memberikan pemahaman kepada para santri bahwa kelak mereka tidak bisa hidup sendiri.
Mereka pasti butuh orang lain, maka kuncinya adalah menanamkan empati satu sama lain, pagi hari ini kami minta semua makanan yang ada di almari mereka dikumpulkan jadi satu dan dibagi rata kepada semua anggota kamar, tidak boleh lagi ada yang menumpuk makanan di dalam almari sedangkan ada satu di antara mereka yang lapar di malam hari.
Para santri juga harus berlatih sejak dini, bahwa mereka harus meleburkan ego mereka, atas semua yang dimilikinya, mereka tidak boleh marah jika apa yang dimilikinya dibagi ke sesama, mereka juga tidak boleh berat kepada harta benda, apalagi harus bertengkar soal urusan makanan.
Kebersamaan begitu penting untuk ditumbuhkan satu sama lain, semua mereka adalah sama, bukan anak Fulan bin Fulan, tapi mereka semua adalah para pejuang di jalan Allah dalam menuntut ilmu.
“Jangan Seperti Orang Susah! ” Seringkali kami dengungkan kepada mereka, santri jangan selalu me-list makanan dikirim ke orang tua mereka untuk dikirim, padahal di pondok mereka makan lebih enak, tidur lebih nyenyak, punya banyak teman dan guru, kondisi mereka cukup menyenangkan dibanding keluarga mereka di rumah, santri hari ini harus mampu meringankan yang di rumah, semua kebutuhan juga setiap hari kami para pengasuh berusaha memenuhi dengan sebaik-baiknya.
Santri harus sadar mereka tidak sedang rekreasi yang membutuhkan jajan yang banyak, sungguh mereka butuh buku, butuh suplemen tambahan tentang pengetahuan dan harus terus juga berlatih mengendalikan keinginan (dunia) sejak dini.
Di masa datang, kami ingin mereka menjadi pelopor sosial, penengah keluarga di saat konflik dunia, juga termasuk konflik harta warisan yang seringkali terjadi, kami ingin mereka bijaksana melihat dunia ini, merekalah yang akan menjadi pelita di tengah gelapnya malam, kehadiran mereka selalu ditunggu, karena begitu arif nya.
Hari ini mungkin hanya mengumpulkan jajan untuk dimakan bersama, tapi esok ini akan menjadi bibit, bahwa mereka kelak menyelesaikan masalah umat ini dan penggagas kesejahteraannya. Amin.