Diberitakan sore ini di media televisi hampir semuanya memberitakan krisis ekonomi, Tv one memberi judul “Ancaman Krisis Ekonomi”, efek dari merosotnya nilai tukar Rp terhadap $ yang menyentuh level >14.000, pasar elektronik mengalami kenaikan harga ditiap item produknya yang berimbas pada sepinya pembeli dan vakumnya pasar. Itu baru dari satu sektor usaha dibidang elektronik.
Kita lihat lagi para pelaku usaha dibidang travel dan umrah dimana currency / mata uang yang digunakan adalah Dollar, pun sama kena dampaknya. Katakan umrah dengan biaya $2000 dikonversikan ke Rp di zaman Sby ($1 = Rp 10.000) total 20 juta, hari ini dengan nilai dan ongkos yang sama yakni 2000 dollar untuk umrah, warga Indonesia harus merogoh kocek sampai Rp 28jt. Selisih 8juta!
Coba lihat industri lain, skala kecil, menengah yang harus mendatangkan bahan baku dengan impor dari luar, belum lagi jika pembeliannya dengan utang, apalagi perusahaan besar yang hutangnya diluar negeri tiap tahun semakin tercekik dengan bunga yang tinggi dibayarkan bertempo tahun sampai puluh tahunan dengan nilai tukar rupiah yang terus merosot drastis hingga memicu komentar para ekonom dan pakar industri di berita bawa Indonesia saat ini genting!
Hampir serupa dengan peristiwa 98, yang efeknya chaos dimana-mana, huru hara, penjarahan, bentrok sipil dengan polisi, hingga Soeharto lengser dan digantikan BJ Habibie. Profesor asli makasar teknorat kala itu, mendapat amanat untuk melanjutkan pemerintahan atas mandat rakyat melalui DPR bagai buah simalakama, disitulah kecerdasannya dibutuhkan, solusi dicari, kemampuan dikerahkan, bukan malah mencari kambing hitam sampai bawa negaranya Kim Jong ( korut vs korsel) seperti presiden sekarang. Saya tidak hendak membandingkan apalagi mengkiyaskan Jokowi dengan habibi karena ada kaidah mengatakan ” Al-qiyas ma’a-l-fariq bathil “. Alhasil, kecerdasannya membuahkan hasil, dengan cara meningkatkan produktifitas dalam negeri dan daya saing pasar antar pelaku usaha dalam dengan luar menjadikan Dollar bertekuk lutut dari angka $1 = >Rp 16.000,- menjadi Rp 5500 an.
Ayolah, Pak Jokowi! sampai kapan menyalahkan pihak lain, menyalahkan SBY, menyalahkan Yunani, TKI, Korut, dll? Ayo kerja! Ya kerjanya jangan hanya nambah penyakit dan kesengsaraan bangsa, jangan impor habis-habisan sampai orang tiongkok diimpor layaknya komoditi menggantikan bangsa asli Indonesia, lihatlah hasil setahun menjabat berapa banyak buruh yg di PHK?! Kalau sudah tidak mampu, serahkan kembali mandat rakyat Indonesia!
Oleh: Dede Fauzi Fathullah
Karawang, 25 agust 2015