Dekadensi moral yang terjadi terutama di kalangan remaja, Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas. Rusaknya moral umat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar umat yang 3 dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar umat goyah dan berikutnya tumbang. Sehingga yang tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama dan tokoh masyarakat.
Dekadensi adalah kemunduran atau kemerosotan. Sedangkan dekadensi moral adalah kemunduran atau kemerosotan yang dititikberatkan pada perilaku atau tingkah laku, kepribadian, dan sifat. Dalam istilah lain, bahwa dekadensi moral adalah sebuah bentuk kemerosotan atau kemunduran dari kepribadian, sikap, etika dan akhlah seseorang.
Generasi muda sekarang sudah tercengkeram fenomena pergaulan bebas. Gaya hidup seperti ini sebenarnya sangat jauh dari nilai-nilai Islam dan budaya Indonesia. Namun karena ada kalangan tertentu yang ingin merusak moral bangsa, maka lambat laun generasi muda kita akhirnya terjebak juga. Dalam hal ini, peran media sangatlah besar, baik media cetak maupun elektronik. Coba kita lihat tayangan televisi yang bertema dunia sekolah, bukannya mengajak anak-anak Indonesia untuk rajin belajar, film-film yang ada malah mengajak mereka untuk berpacaran, hura-hura dan bergaul bebas. Imbasnya benar-benar dirasakan oleh anakanak Indonesia, dari masyarakat kota sampai masyarakat desa. Akibatnya mereka mengalami kemerosotan moral yang cukup signifikan.
Islam adalah Manhajul Hayah (sitem kehidupan) yang membimbing manusia menuju jalan keselamatan. Tidak ada perintah yang tertuang dalam ajaran Islam kecuali di sana ada maslahat. Sebaliknya tidak larangan yang tertuang dalam kecuali di sana ada mudharat yang menghadang. Itulah sebabnya Islam menolak sama sekali kedunguan jahiliyah modern. Pria dan wanita dipertemukan bukan untuk hiburan dan bersenang-senang semata tanpa tujuan. Tujuan universal dari pertemuan kedua makhluk beda jenis ini untuk melahirkan masyarakat mulia dan bertakwa.
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan usia yang sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang dari dalam maupun luar. Dekadensi moral remaja dapat berupa pergaulan bebas dan free sex, mengonsumsi obat-obatan terlarang, minum-minuman keras, perubahan gaya hidup, lunturnya sikap sopan santun, dan lain sebagainya. Sehingga, agama memilki peran penting dalam mengatasi dekadensi moral remaja. Yaitu sebagai pengontrol sekaligus mencegah, bahkan membentuk kepribadian remaja yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Perealisasiannya dapat melalui pendidikan formal maupun non formal. Dekadensi moral sudah menjadi fenomena umum yang melanda umat manusia sekarang ini. Terutama peradaban barat yang menyuarakan kebebasan telah mengalami kerusakan moral yang luar biasa. Ironisnya budaya barat yang sudah mengalami kerusakan moral itu mereka sebarkan ke negeri-negeri muslim. Akibatnya, budaya lokal masyarakat muslim terkontaminasi dengan budaya barat, dan pada akhirnya budaya lokal mengalami kegoncangan dan semakin dekat dengan gaya hidup barat.
Dekadensi moral dalam masyarakat bisa disebabkan oleh berbagai faktor kompleks. Beberapa faktor yang umumnya dikaitkan dengan dekadensi moral antara lain:
- Perubahan Nilai dan Norma: Ketika nilai-nilai tradisional atau moral yang kuat digantikan oleh nilai-nilai yang lebih individualistik atau konsumtif, hal ini dapat mengakibatkan penurunan moralitas dalam masyarakat.
- Kehilangan Spiritualitas dan Agama: Penurunan partisipasi dalam kegiatan keagamaan atau kehilangan spiritualitas dapat mengurangi pengaruh etika atau moral dalam kehidupan sehari-hari.
- Kemerosotan Keluarga: Perubahan dalam struktur keluarga, seperti peningkatan perceraian, kurangnya perhatian terhadap pendidikan moral anak-anak, atau kurangnya waktu yang dihabiskan bersama sebagai keluarga dapat mempengaruhi perkembangan moral generasi muda.
- Media dan Teknologi: Pengaruh media massa yang tidak terkontrol dan teknologi digital dapat memberikan akses mudah terhadap konten yang tidak sesuai moral, serta mempengaruhi persepsi tentang nilai-nilai yang benar dan salah.
- Korupsi dan Kriminalitas: Praktik korupsi dan peningkatan kriminalitas dalam masyarakat dapat menurunkan kepercayaan dan komitmen terhadap nilai-nilai moral.
- Pendidikan yang Kurang Mendukung: Kurangnya pendidikan moral dalam sistem pendidikan formal atau kurikulum yang tidak memadai untuk mengajarkan nilai-nilai moral dapat menghasilkan generasi yang kurang sensitif terhadap moralitas.
- Urbanisasi dan Globalisasi: Perubahan sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh urbanisasi dan globalisasi dapat mengubah nilai-nilai sosial tradisional, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesatuan moral masyarakat.
- Ketidakstabilan Sosial dan Politik: Konflik sosial, ketidakadilan, atau ketidakstabilan politik dalam masyarakat dapat mengurangi fokus pada nilai-nilai moral atau mengarah pada perilaku yang tidak bermoral.
- Kesenjangan Ekonomi: Ketimpangan ekonomi yang signifikan dapat menciptakan ketidakadilan sosial yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap moralitas dan norma-norma sosial.
- Individualisme yang Berlebihan: Meningkatnya fokus pada kepentingan pribadi dan individualisme yang berlebihan dapat mengurangi rasa tanggung jawab sosial dan moral terhadap komunitas.
Jadi, dekadensi moral adalah fenomena kompleks yang sering kali dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor ini, dan memahami akar penyebabnya dapat membantu dalam merumuskan strategi untuk memperbaiki moralitas dalam masyarakat.