Oleh: Hariqo Satria*
Santri Gontor itu, jangankan memukul, membulli juga diusir.
Santri yang menghina fisik, SARA, dll bisa dikeluarkan dari Gontor, apalagi menganiaya hingga hilangnya nyawa.
Di grup2 percakapan Gontor yg saya ikuti, semua sangat berduka dan menyayangkan meninggalnya adik kita Almarhum AM yg diduga dianiaya santri senior.
Seluruh Gontorian merasakan kesedihan keluarga Alm AM.
Mereka menyebar pernyataan dari halaman FB Ibu Soimah (Ibu kandung Alm AM) diiringi keprihatinan dan doa.
Sebelumnya 4000 santri Gontor, shalat jenazah di depan Almarhum AM. Shalat gaib juga dilaksanakan ribuan santri dan alumnus, mendoakan Alm AM dan keluarganya.
Ketika bermunculan akun-akun medsos yg mengkritik, menghujat Gontor.
Saya menyaksikan tidak ada sama sekali arahan dari pimpinan dan ustaz untuk membela Gontor.
Sebaliknya Para Pimpinan Gontor justru meminta Juru Bicara untuk langsung menyampaikan permohonan maaf secara terbuka, menghormati keluarga korban, mengakui adanya penganiayaan, dan siap mengikuti seluruh proses hukum, dan Gontor sudah melaporkan kepada pihak Kepolisian.
Bagi Para Pimpinan Gontor, lebih baik kehilangan nama baik, daripada kehilangan seorang santrinya.
Air mata Pimpinan Gontor selalu mengalir ketika ada santrinya yg meninggal dunia.
Salah satu ajaran Gontor yang saya pahami adalah tidak boleh ‘taassub’ (fanatik), termasuk fanatik kesukuan, sebab itu dilarang berkumpul dengan teman sedaerah, tidak boleh ada asrama khusus daerah, provinsi tertentu. Semua merayakan keberagaman.
Dilarang fanatik ormas, bahkan fanatik terhadap Gontor itu sendiri. Santri diminta untuk berjiwa bebas dan hanya boleh fanatik pada kebenaran, fanatik pada kepentingan nasional.
Untuk itu, seperti arahan para Kiai Gontor, kita mendukung proses hukum yg sedang berlangsung.
Santri senior yg terbukti melakukan penganiayaan harus diproses sesuai hukum yg berlaku di NKRI.
Kita percaya pada aparat penegak hukum, apapun hasilnya Ibu Soimah dan seluruh keluarganya akan tetap jadi keluarga besar Gontor, sampai kapan pun juga.
Terima kasih, @hariqosatria, Alumnus Gontor 1999, Dir Eksekutif Komunikonten.