Presiden Donald Trump dalam acara “Minutes 60” memberikan sinyal akan ada perubahan dalam kabinetnya, utamanya Menteri Pertahanan. Kata Trump, “General Mattis is a good guy. We get along very well. He may leaves. I mean, at some point, everybody leaves”.
Dalam buku “Fear: Trump in The White House”, Woodward banyak menukil pernyataan dan penilaian penghui Gedung Putih tentang Trump.
Menhan, Jend. James Mattis mengatakan, “Trump had the understanding of a fifth or sixth grader” ketika Trump menanyakan kenapa AS harus menghabiskan dana untuk memaintenance keberadaan militer AS di Korea.
Dalam buku itu Woodward juga menyebutkan bahwa Mattis pernah menolak permintaan Trump untuk membunuh presiden Bashar Al Assad!
Kepala Staff Gedung Putih, John Kelly menyebut Trump “an idiot”, mantan Penasehat Ekonomi Gedung Putih, Gary Cohn juga mengatakan bahwa Trump itu “ dumb as shit”. Banyak lagi quotes yang dinukil oleh Woodward tentang Trump.
Tampaknya Trump tidak akan menyinggung masalah penggantian Mattis kalau memang belum disiapkan rencana tersebut, atau bahkan mungkin sudah disiapkan penggantinya.
Tidak menutup kemungkinan John Bolton, Penasehat Keamanan Nasional AS, akan dijadikan pengganti Mattis. Atau bisa juga Nikki Haley, “The Hammalatal hatab ll”, Watap AS di PBB yang baru mengajukan resign sebagai Watap.
Banyak pengamat menyimpulkan bahwa penggantian atau resign Mattis dari Menhan ada kaitannya dengan “perang” yang akan dilancarkan oleh AS terhadap Iran bulan November mendatang.
Trump mau seorang Menhan yang kuat, tegas, tidak ragu-ragu, dan tentunya tunduk pada apa yang dikatakan oleh Trump.
Untuk misi ini, sepertinya John Bolton sangat cocok, mengingat Bolton adalah orang yang paling gencar menyuarakan anti-Iran, dan cara berpikirnya sangat cocok dengan Israel.
Selain itu, Trump juga ingin balas dendam kepada anak buahnya yang tidak patuh, seperti Mattis.
Hal yang sama sudah pernah dilakukan kepada mantan anak buahnya seperti Menlu Rex Tillerson, dan lainnya.
Menariknya, langkah Trump ini mungkin akan dilakukan menjelang ditabuhnya gendering perang ekonomi terhadap Iran, yaitu larangan ekspor minyak Iran yang akan diberlakukan pada tanggal 5 November mendatang.
Sebelumnya, Iran juga sudah mengancam tindakan Trump dengan menutup selat Hormuz, dimana setengah ekspor minyak negara OPEC melewati selat tersebut, atau sekitar 18 juta barel perhari.
Munculnya Benjamin Natanyahu di atas mimbar SMU PBB bulan lalu sambil membawa poto satelit instalasi nuklir rahasia Iran, dan pabrik misil Iran-Hizbullah di Beirut dekat airport Hariri, serta kunjungan Bolton ke Kudus beberapa waktu yang lalu dapat diraba apa kira-kira langkah AS-Israel selanjutnya. Biarlah waktu yang menjawab.