Kamu pasti sudah familiar dengan tokoh kartun Disney yang mempunyai paras cantik dan rambut yang sangat panjang, yaps Putri Rapunzel namanya. Memiliki rambut panjang seperti tokoh dongeng Rapunzel bukan lagi hal yang aneh, terlebih untuk seluruh perempuan yang hidup di desa Hungluo, Cina Selatan. Desa mereka dijuluki desa Rapunzel, karena seluruh penduduk yang berjenis kelamin perempuan diwajibkan memiliki rambut panjang.
Ya Setiap daerah pasti memiliki tradisi tersendiri. Begitu juga dengan desa Hungluo ini. Masyarakat di desa ini memiliki sebuah kepercayaan bahwa rambut panjang dapat membawa keberkahan dan nasib yang baik. Untuk itulah mereka tetap berusaha membuat rambutnya tetap kuat dan sehat bahkan sampai memasuki masa tua.
Bagi sebagain wanita rambut merupakan mahkota namun bagi suku Yao di desa Huanglo , rambut memiliki simbol yang melebihi hal itu. Bagi mereka rambut menjadi simbol paling berharga yang menggambarkan kehormatan dan kesejahteraan. Makanya tidak heran jika Anda menemukan seluruh wanita di suku ini memiliki rambut yang super panjang.
Desa Huangluo terletak di wilayah Longji Guilin. Setidaknya ada 82 kepala keluarga yang tinggal di desa tersebut. Kebanyakan dari mereka masih memegang nilai tradisi leluhur dan hidup penuh dengan kesederhanaan.
Hampir sama dengan desa tradisional alami lainnya, pemandangan alam, lingkungan yang asri serta kebudayaan yang terbilang kuno menjadi atraksi tersendiri bagi para wisatawan yang datang baik dari luar daerah ataupun mancanegara.
Namun hal yang paling mengundang minat mereka adalah tradisi kaum wanitanya yang terobsesi memanjangkan rambut hingga menyentuh tanah.
Tradisi kami hanya mengizinkan untuk memotong rambut sebanyak satu kali seumur hidup. Sama halnya sunat pada anak laki-laki, memotong rambut dijadikan upacara sebagai penanda bahwa anak gadis tersebut sudah dewasa dan siap menikah.
Setelah upacara rambut tidak langsung dibuang, melainkan dijadikan ornamen rambut untuk nenek sang gadis. Gaya rambut wanita dalam tradisi di desa tersebut juga berbeda-beda, tergantung dengan status perempuan apakah dia lajang, menikah, atau sudah mempunyai anak.
Dahulu, atau lebih tepatnya sebelum tahun 1987, tradisi di Huangluo tidak memperbolehkan orang lain melihat rambut mereka tergerai selain suami dan anak-anak. Dengan kata lain, setiap warga perempuan diwajibkan menggulung rambut dan memakai penutup kepala.
Dan jika ada orang lain yang secara tidak sengaja melihat rambut mereka, maka orang itu harus diangkat menjadi menantu dan tinggal selama tiga tahun. Namun peraturan ini dihapus dan akhirnya mereka pun bebas memperlihatkan rambut mereka kapan saja.
Reputasi itu membuat desa ini dijuluki ‘desa rambut panjang’. Bahkan mereka mendapat pengakuan resmi dari museum rekor dunia Guiness World Record sebagai ‘Desa Dengan Rambut Terpanjang’. Sebagai catatan, rata-rata panjang rambut para wanita yang ada di sana adalah 1,7 meter. Sementara yang terpanjang bisa mencapai 2.1 meter.
Tapi, dengan rambut sepanjang ini, pasti sangat membuat kita penasaran gimana sih cara merawatnya ? meski rambut mereka super panjang dan lebat, ternyata tidak ada yang namnya rambut rontok, rambut berminyak, ujungnya bercabang-cabang apalagi berketombe. Padahal mereka tidak pernah melakukan perawatan ke salon-salon loh.
Nah ini yang membuat kita terpana, ternyata mereka memiliki resep turunan nenek monyang yang sudah ratusan tahun lalu dipercaya. Yaitu merawatnya dengan cara keramas dengan air cucian beras, wow. tidak hanya itu ternyata mereka hanya mencuci rambut dengan air sungai yang benar-benar jernih, sehingga terbebas dari bahan kimia dan sudah pasti 100% alami daripada memakai shampoo yang dijual pada umunya.