Setelah video Ana Abdul Hamid mengisahkan kepedihan hatinya karena dipoligami, kini netizen dihebohkan dengan video sebaliknya. Seorang muslimah dengan nama Siti Ulwiyah mengunggah video yang menyatakan dirinya bahagia dipoligami.
“Syurga yang dirindukan,” demikian judul dari tulisan Siti Ulwiyah yang ia tunjukkan melalui sejumlah poster di video berdurasi 1 menit 42 detik ini.
Berikut ini isi poster-poster yang ditunjukkan Siti Ulwiyah yang mengenakan jubah dan cadar hitam dalam video:
Kata siapa mau dimadu dijamin syurga? Anda ditipu. Tapi kepatuhan istri terhadap suami akan perintah dan kehendak suami yang sesuai hukum Allah
Dan ikhlas dimadu atau dipoligami bentuk kepatuhan saya terhadap suami dan itu harapan tiket ke syurga (keikhlasan suami)
Saya selalu ingat keterangan, “Jika Allah izinkan, maka istri akan disuruh sujud terhadap suami” dan suami punya “hak” prerogatif untuk “membatalkan” istri masuk syurga jika suami tidak ikhlas.
Cemburu, kesepian, sedih kehilangan, tersakiti dll adalah sederet kata-kata yang digunakan syetan untuk membuat wanita merasa terdzolimi, membuat wanita merasa gundah gulana meskipun secara hukum Islam suami tidak melalaikan kewajibannya.
Karena iblis tahu jika wanita punya “rasa” yang mengalahkan “logika”
Saya dimadu dan insya Allah saya bahagia karena kami saling berbagi secara halal.
Banyak pengguna Youtube yang mengomentari video tersebut. Sebagiannya salut dengan Siti Ulwiyah yang siap dipoligami dan bahagia dengannya. Ada pula pengguna Youtube yang justru mencelanya.
Ada pula komentar yang membandingkan video Siti Ulwiyah ini dengan video Ana Abdul Hamid.
“Saya kira yang bisa saya ambil dari 2 video teh ana dan teh siti adalah mereka dalam kondisi dan keadaan yang berbeda. Kita lihat dulu teh ana dia menjadi tidak siap dipoligami (bukan berarti mengharamkan) itu karena awalnya suaminya selingkuh dan ketika menikah tidak izin dulu ke istri pertama. Bayangkan saja jika kita diposisi itu. Lalu kemudian setelah menikah kedua suaminya lebih condong ke salah satu istri. Ini keadaan yang membuat teh ana down, dan menyatakan bahwa dia tidak siap dipoligami. Lalu yang kedua saya kira teh siti justru kebalikannya, yaitu suaminya menikah dengan persetujuan teh siti di awal. Makanya, teh siti berhak berpendapat demikian. Kedua duanya sama sama dipoligami, akan tetapi dalam konteks kondisi yang sangat berbeda. Coba dimaknai lebih dalam lagi dari keduanya. Jangan pada bingung melakukan pembenaran dan asal menuduh ini itu. Salam,” tulis Riyani Yani.