Ada 600-an calon santri lebih yang bahkan diterima saja belum di Gontor. Mereka diberi kesempatan untuk Belajar lagi dan kalau mau mandaftar lagi tahun depan di Gontor. Ada yang menarik di Gontor sini, yaitu bagi wali santri yang putera-puterinya belum bisa belajar di Gontor, maka semua uang pendaftaran yang sudah dibayarkan, (terkecuali uang makan) akan dikembalikan utuh. Jadi tidak perlu khawatir kita akan kehilangan biaya masuk Gontor jika ternyata puteranya belum bisa diterima di Gontor.
Sedangkan yang diterima di Gontor 2,3,5, dan 6, maka bersyukur lah. Karena putera anda tetap akan disebut Alumni Gontor jika lulus. Bukan Alumni Daarul Ma,rifat kediri, bukan Alumni Daarul Mutaqien Banyuwangi, atau bukan Alumni Daarul Qiyam Magetan.
Perjalanan putera anda baru saja di Mulai. Tidak perlu kecewa, karena toh hasil akhir yang akan menentukan, bukan hasil awal penerimaan. Saya sendiri adalah Alumni yang pernah duduk di kelas 5O (Sesuai abjad di Gontor, 5B adalah kelas terbaik, sedangkan 5O adalah kelas sebelum kelas lima terakhir (5P). Tapi Alhamdulillah bisa Husnul Khatimah sebagai kelas enam di Gontor.
“Abjadisasi” kelas di Gontor adalah untuk memudahkan Guru ketika mengajar, ketika menggunakan metode. Karena mengajar di kelas atas jelas berbeda dengan mengajar kelas dengan abjad bawah. Lebih mudah mana? Tergantung metodenya. Karena materi yang diberikan juga sama.
Yang di ujikan juga itu-itu juga. Tidak ada beda antara kelas B,C.D atau N,O,P. Juga tidak berbeda antara Gontor 1,2,3,5 dan 6. Semuanya sama. Cuma alasan memudahkan methode. Jadi kenapa harus malu di pondok Cabang Gontor? Bersyukurlah…
Alhamdulillah…dengan apa yang saya dapat dari kelas 50 di Gontor saya bisa menjadi seperti sekarang. Karena saya tidak pernah menyesali apa yang saya dapatkan di Gontor. hanya berusaha bersyukur, karena orang tidak akan bertanya kelas apa kamu di Gontor, tapi orang akan melihat prestasi anda ketika lulus dari Gontor…..