Beberapa tahun yang lalu, saya membaca sebuah tautan tentang seorang Muslim di Jawa Tengah, yang kemudian murtad dan sekarang memeluk Agama Hindu. Dengan sebuah komentar dari pengirim tautan “Astaghfirullah, tanda kiamat apa lagi ini??”
Saya tersenyum saja membacanya. Entah kenapa, setiap kali ada orang yang murtad, biasanya dikaitkan dengan bahwa itu adalah tanda-tanda kiamat sudah dekat. Padahal justru tanda kiamat sudah dekat adalah semakin banyaknya orang beriman sehingga dunia aman dan damai.
Lalu Allah cabut Ilmu dari umat dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga manusia lalai lagi, dan rusak lagi. Sehingga ketika kiamat tiba, tidak seorangpun orang beriman di dunia ini. Tentu saja hal itu setelah turun dajjal dan Imam Mahdi. Dulu, ketika nabi wafat.
Maka orang yg murtad, bahkan mengaku nabi banyak. Tapi Rasul tidak pernah menyampaikan bahwa MURTAD itu sebagai salah satu tanda kiamat. Kiamat memang semakin dekat (Ya iyalah, secara umur bumi juga semakin tua), tapi menghubung-hubungkan kemurtadan seseorang dengan hari kiamat saya kira bukan hal bijak.
Indonesia ini, dulu pas saya SD, diklaim berpenduduk Muslim 90% dari total populasi. Dan sekarang, data terbaru mengatakan bahwa Umat Islam Indonesia berjumlah 80% dari total populasi. Bayangkan, berkurang 10% hanya dalam jangka waktu 20 tahun. Ndak tau datanya yg salah atau bagaimana.
Tapi yang jelas, selama kita masih gontok-gontokan soal Fiqih, khilafah, partai, caleg, sehingga para ulama yg seharusnya ngayomi umat jadi terseret kepada arus diatas, maka ya ndak heran kalau umat banyak yg lari….Ulama itu mundirul qaum (pemberi peringatan) jika kaumnya kembali dari pertempuran. Jadi mangga saja jika ada umat yg mau jadi politikus, bisnisman, profesor, astronot,pembalap, guru, ditektur, CEO, atau apapun juga.
Tapi HARUS ada yang jadi ulama. Bukan Ustadz..!! Tapi ulama, yang punya khauf (takut) dan Khasyah (takut,patuh, dan taat) kepada Allah. Dia bebas kepentingan, tapi penting sekali adanya…(Di Bandung mah, merbot mesjid yg adzan sama iqomat juga dipanggil Ustadz, padahal di Arab sono, dosen aja masih dipanggil Syekh, Ustadz itu panggilan mulia sekali)….Remember this…Ulama is ulama, dia harus bersiap tidak terkenal, tapi umat ada yang memelihara.