Dinasty Ottoman pada puncak kejayaannya abad ke-16, merupakan sebuah kerajaan yang sangat luas. Wilayah kekuasaannya dimulai dari perbatasan Hungaria di barat, sampai ke Georgia di timur, dari pesisir Ukraina di utara sampai ke Ethiopia di selatan, plus Aljazair, Libya dan Tunisia hari ini.
Bayangkan, sebuah kerajaan dengan wilayah yang hari ini terbagi menjadi puluhan negara, mampu bersatu di bawah satu pimpinan, sebuah kerajaan yang menampung semua agama dan puluhan bahasa.
Apabila seorang warga kerajaan seluas itu dengan multi etnis dan kultur mau belajar dan melakukan penelitian, bisa dipastikan orang tersebut sangat luar biasa.
Menurut sejarahwan Prof. Ilber Ortayli, salah satu hal yan membuat rakyat negara itu damai adalah hak yang sama dimiliki oleh semua warga negara, tanpa memarginalkan kelompok minoritas. Semua memiliki kesempatan untuk mencapai pangkat tinggi di Pemerintahan.
Umat Nasrani dan Yahudi hidup di bawah peraturan Yahudi dan Nasrani tanpa diganggu. Komunitas Ortodoks Yunani sendiri diberi kebebasan untuk menerapkan peraturan Bizantium dan dihormati.
Prof. Khalil Inalitchek, sejarahwan Ottoman mengatakan bahwa secara administrasi Dinasty Ottoman dijalankan oleh orang-orang kaya, mereka kaya sebelum menjadi pejabat. Pendapatan seorang pejabat di sebuah daerah mencapai 12.000 koin emas perbulan, dimana harga sebuah rumah di Bursa yang dimiliki oleh pedagang terkaya hanya seharga 4.000 koin emas!
Hal tersebut juga berlaku bagi Ulama.