“Kami meyakini tuntutan kami tidak butuh perundingan karena ini terkait dengan hak asasi manusia yang dijamin undang-undang internasional. Kami juga memberikan tugas pada delegasi Palestina yang akan berunding di Kairo untuk tidak memperanjang masa gencatan senjata kecuali setelah disepakatinya tuntutan prinisip rakyat kami, terutama masalah pelabuhan. Apabila mereka memberikan hak-hak kami, maka kami tentu akan berunding kembali secara rinci untuk gencatan senjata berikutnya,” kata Abu Ubaidah dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Kamis (7/8).
“Kami siap melakukan pertempuran kembali dan kami telah memberikan pilihan sulit kepada Zionis. Baik itu terlibat dalam perang panjang dan melumpuhkan sejumlah kota besar di Zionis. Kami juga mampu memandulkan bandara internasional Ben Gorian selama beberapa bulan ke depan serta kehancuran ekonomi di mana-mana. Atau kami terlibat dalam perang besar-besaran yang menimbulkan banyak korban dan luka serta para tawanan. Kami juga bisa menjadikan tank-tank kebanggan Zionis merkava tak berkutik di hadapan internasional,” tambahnya seperti dikutipInfoPalestina.
Menyusul berakhirnya gencatan senjata, ribuan warga Gaza dilaporkan Aljazeera telah berpindah ke wilayah Gaza Timur untuk menghindari serangan Zionis Israel, Jum’at (8/8) pagi. Sementara itu, di Israel, pasca gencatan senjata telah terdengar raungan sirene di kota Ashkelon, sebagai tanda roket Gaza telah menghantam wilayah itu. [IK/bersamadakwah]