Kau tahu apa itu front muqawamah, atau front resistensi atau poros perlawanan? front yang secara tegas menentang pendirian Israel sebagai sebuah negara di Timur Tengah. Menurut front ini, Israel adalah tumor ganas, yang kehadirannya hanya akan merusak perdamaian dan keamanan di Timur Tengah.
Israel tidak bisa diterima keberadaannya, karena tujuan dicangkokkannya ke jantung Timur Tengah memang untuk membuat kacau. Rezim Zionis didirikan di Timur Tengah untuk menjadi alat ancaman kontinyu bagi bangsa-bangsa di kawasan.
Lihat saja, sejak rezim Zionis itu ada, negara-negara di kawasan harus menghabiskan milyaran dollar dari devisa mereka untuk pembelian senjata, yang seharusnya biaya sebesar itu seharusnya digunakan untuk kemajuan, kesejahteraan dan pembangunan.
Pertikaian antar bangsa di kawasan, karena keberadaan Zionis. Energi pemimpin-pemimpin negara-negara muslim, habis hanya untuk mendebatkan perlu tidaknya normalisasi dengan Israel. Diantara mereka sampai harus hipokrit, menerima Israel sambil tetap menjaga muka di hadapan bangsa Arab, pura-pura mengecam Zionis.
Karena itu menerima keberadaan rezim Zionis di kawasan, sama saja membuka jalan kehancuran negara-negara Islam di kawasan cepat atau lambat. Sifat dasar dan alamiahnya rezim Zionis adalah agressor dan opressor. Mereka tidak pernah puas dengan luas wilayah yang telah diperuntukkan PBB untuk mereka.
Karena itu, muncullah front muqawamah. Front resistensi. Poros perlawanan. Yang menentang rezim Zionis.
Tahu, siapa saja yang bergabung dalam front ini?
Iran, Suriah, Lebanon (Hizbullah), Irak dan Yaman…
Front ini yang telah membuat rezim Zionis kewalahan. Zionis dilawan bukan hanya melalui perlawanan senjata, namun juga di pertemuan-pertemuan elit-elit politik. Melalui pendekatan diplomasi yang elegan. Melalui gerakan budaya. Dan gerakan basis massa, melalui Hari Quds Internasional misalnya…
Karena kebetulan front muqawamah ini mayoritas mazhabnya Syiah, (Suriah yang mayoritas Sunni juga sampai perlu disebut negara Syiah, Yaman yang Syiahnya Syiah Zaidiyah, tiba-tiba disebut Syiah yang berkiblat ke Iran, Lebanon negara dengan 18 agama juga disebut negara Syiah, Hizbulllah hanya dominan di Lebanon Selatan) dan juga karena memang dicetuskan oleh Imam Khomeini begitu revolusi Islam menang di Iran, maka digunakanlah isu mazhab untuk menggembosi kekuatan perlawanan ini…
Tidak ada individu-individu dan komunitas yang anti Syiah, kecuali juga sekalian anti pada gerakan muqawamah ini… anti pada Iran, Suriah, Lebanon (Hizbullah), Irak dan Yaman… liat saja dai-dai yang anti Syiah, juga akan miring pandangannya pada Iran, Suriah, Lebanon, Irak dan Yaman…
Bagaimana dengan Palestina sendiri apa tidak termasuk dalam gerakan muqawamah?. Awalnya Iya. Yasser Arafat sendiri sampai ke Iran untuk menyatakan langsung bergabung di depan Imam Khomeini. Tapi Palestina, melalui Yasser Arafat karena terdesak dan dalam berada tekanan besar (juga ditinggal sendirian oleh kolega-kolega Arabnya) mengakui keberadaan Israel secara resmi pada Perjanjian Oslo tahun 1993. Sehingga sejak itu Palestina, tidak termasuk dalam poros perlawanan.
Namun digrassroot, rakyat Palestina sendiri campur aduk atas pengakuan itu. Terlebih lagi perundingan demi perundingan tidak juga membuahkan hasil berupa kesejahteraan dan kebebasan pada rakyat Palestina. Rakyat Palestina meluapkan kekecewaannya dengan mencampakkan Fatah pada pemilu Palestina tahun 2006. HAMAS tampil sebagai partai pemenang. Fatah belajar dari kekalahan, reformasi internal dilakukan besar-besaran. Barisan pemimpin muda Fatah tampil menggantikan kaum tua dan mendorong Fatah untuk kembali ke khittah. Fatah diawal terbentuknya adalah gerakan perlawanan rakyat melalui perjuangan bersenjata. Melawan dengan senjata adalah inti dari ideologi Fatah demi pembebasan Palestina.
Upaya rekonsiliasi dengan HAMAS terus digalakkan. Fatah sadar, perjuangan Palestina harus lebih solid. Perang 11 hari melawan Israel, adalah pertunjukan kesolidan milisi bersenjata Palestina ke panggung dunia. 4 ribu lebih roket milisi Gaza dihamburkan ke langit Israel. Dalam jumpa persnya, Fatah diikuti PFLP dan Jihad Islam menyampaikan, juga turut bertanggungjawab atas serangan ribuan roket itu ke Israel. Serangan itu bukan dilakukan HAMAS sendiri, tapi oleh gabungan operasi militer faksi-faksi perlawanan Palestina. Nama operasinya, “Pedang Alquds”. Tapi Israel enggan mempublikasikan nama Fatah apalagi gabungan operasi militer. “Pokoknya yang bertanggungjawab adalah HAMAS.” Kata Netanyahu sebagaimana diberitakan Times of Israel. Kemungkinan, Netanyahu tidak ingin fakta semakin mesranya HAMAS dan Fatah terkuak ke permukaan… media-media nasional di Indonesia ikut arus media mainstream Barat untuk tidak menyebut serangan ribuan roket itu adalah operasi gabungan militer ini…
Dengan ini, wajar rakyat Palestina baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat efouria dengan terjadinya gencatan senjata. Bahwa pihak yang dimintai persetujuannya menghentikan perang adalah Palestina. Meski lebih menderita dari pertempuran tersebut, dengan 200 lebih korban sipil. Mereka tetap menganggap itu kemenangan. Sebab rakyat Paletsina (dengan milisi bersenjata dan faksi-faksi politiknya) telah berhasil menunjukkan solidnya mereka di hadapan arogansi rezim Zionis yang lebih superior. Kemauan untuk bersatu, adalah kemenangan besar…
Satu lagi fakta menarik. Ada yang terkesan aneh dari cara elit-elit HAMAS berterimakasih pada Iran. Terkesan terlalu lebay dan berlebihan, sampai merasa perlu berkirim surat ke pemimpin tertinggi Iran segala. Sebab sebenarnya, bantuan Iran tidak hanya finansial, bimbingan militer dan persenjataan, satu lagi dan itu yang lebih penting. Ini juga yang pernah diungkap Ismail Haniyah, pimpinan HAMAS. Bahwa Iran (melalui Brigade Alquds) telah membuka jalan bagi pembebasan Palestina. Jenderal Soleimani sebelum gugur, telah berhasil mempersatukan milisi-milisi bersenjata di Palestina di bawah satu komando. Sebuah rancangan strategi yang mematikan bagi musuh. Mengendus keberhasilan Soleimani itu. Membuat AS panik sampai harus menghabisi nyawa sang Jenderal dengan cara yang tidak ada sopan-sopannya sama sekali…
Keberhasilan sang Martyr adalah, menyatukan faksi-faksi perlawanan dan mengajak Palestina bergabung dalam Front Muqawamah…
Saat prosesi pemakaman Jenderal Soleimani, Ismail Haniyah terbang ke Iran dan di depan peti jenasah sang Jenderal, ia menyampaikan orasinya, “Saya tegaskan, bahwa syahid Jenderal Soleimani, yang mendedikasikan hidupnya untuk mendukung dan menopang perlawanan, yang juga merupakan pemimpin pasukan elit Quds Garda Revolusi Iran. Saya tegaskan, sebagaimana ia baktikan hidupnya untuk pembebasan. Maka sungguh, ia adalah Syahid al-Quds. Syahid al-Quds…. Syahid al-Quds”…
Selamat datang Palestina, dalam barisan poros perlawanan…
1. Brigade Izzudin Al-Qassam (Hamas)
2. Brigade Saraya Quds (Jihad Islam)
3. Brigade Abu Ali Mustafa (FPLP)
4. Brigade As Syahidin Fil Quds (Fatah)
5. Brigade Nasir Salah Ad Din (CRP)
Gabungan operasi militer dengan nama operasi “Pedang Alquds” di bawah satu komando, Mohammed Deif, Panglima Brigade Izzudin Al Qassam dari HAMAS…. pertama dalam sejarah perlawanan Palestina… jika berikutnya terjadi perang lagi, sudah dipastikan itu adalah perang kemerdekaan… Israel tidak akan lagi mencoba-coba memancing…