Kebugaran jasmani adalah kesanggupan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan ataupun suatu aktivitas, meningkatkan kekuatan kerja dengan tidak mengalami kelelahan secara berlebihan.
Kebugaran jasmani yaitu suatu kondisi jasmani yang sangat berkaitan erat dengan suatu kemampuan serta kesanggupan dalam menghadapi suatu pekerjaan secara maksimal dan juga secara efisien.
Kebugaran jasmani akan didapat dengan maksimal jika sering melakukan latihan dengan baik dan benar. Namun selain itu juga terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya kebugaran jasmani dengan baik.
Nah berikut fakrot-faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani:
a. Umur
Daya tahan dari kardiorespiratori juga akan mempengearuhi terjadinya penurunan seiring sejalan dengan bertambahnya umur, namun penurunan ini juga bisa dapat berkurang, bila seseorang sering melakukan olahraga secara teratur mulai dari sekarang.
Kebugaran dapat meningkat sampai mencapai maksimal yaitu pada umur 25 – 30 tahun, selanjutnya akan terjadinya penurunan terhadap kapasitas fungsional dari seluruh anggota tubuh, yaitu sebesar 0,8 sampai 1% per tahun, namun bila seseorang rajin dalam melakukan olahraga penurunan ini mampu mengurangi sampai separuhnya.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan kebugaran antara laki-laki dan perempuan sangat berkaitan dengan kekuatan maksimal dari otot dan berhubungan dengan luasnya permukaan tubuh, komposisi dari tubuh, kekuatan dari otot, banyaknya hemoglobin, tingkat hormon, dan juga kapasitas dari paru-paru.
Sampai pada tingkatan terjadinya pubertas biasanya kebugaran yang terjadi pada seorang anak laki-laki hampir dikatakan sama dengan kebugaran yang terjadi pada anak perempuan, tapi setelah terjadinya pubertas kebugaran laki-laki dan perempuan biasanya semakin mengalami perbedaan, terutama yang berhubungan dengan daya kardiorespiratori.
c. Genetik
Level kemampuan fisik dari seseorang sangat dipengaruhi oleh gen yang ada di dalam tubuh. Genetik atau keturunan seperti sifat-sifat spesifik yang terdapat pada tubuh seseorang dari sejak ia lahir. Sifat genetik dapat sangat mempengaruhi perbedaan pada ledakan kekuatan, pergerakan pada anggota tubuh, pada tingkat kecepatan lari, tingkat kecepatan fleksibilitas, dan juga keseimbangan yang terdapat pada setiap orang.
Selain itu, sifat genetik juga mempengaruhi fungsi pergerakan pada anggota tubuh dan juga kontraksi otot. Hal ini sangat berkaitan dengan perbedaan dari jenis serabut otot seseorang.
d. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebuggaran jasmani. Secara teoritis tingkat kebugaran dari setiap orang itu berbeda-beda, maksudnya tidak semua orang memiliki kebugaran jasmani pada tingkat yang memadai.
Aktivitas jasmani adalah fungsi dari kebugaran jasmani, oleh karena itu seseorang yang tidak memiliki kebugaran jasmani yang terbilang memadai, produktivitasnya juga tidak akan sebagus orang yang memiliki kategori kebugaran yang baik. Begitu juga sebaliknya.
Selain itu ternyata dengan melakukan olahraga rutin juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini:
• Intensitas Latihan
semakin besar intensitas latihan, maka semakin besar pula efek dari latihan tersebut. intensitas kesegaran jasmani yang baik sebaiknya antara 60 sampai 80% dari kapasitas aerobik yang maksimal.
• Lamanya Latihan
Jika Anda ingin memperoleh hasil latihan yang baik, berarti itu akan sangat cukup bermanfaat untuk kesegaran jantung, maka oleh karena itu Anda harus melakukan latihan sampai mencapai training zone kira-kira selama 15 sampai 25 menit.
• Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan sangat erat hubungannya dengan intensitas serta lamanya latihan. Olahraga yang dilakukan secara teratur setiap hari atau juga bisa 3 kali seminggu dengan minimal waktu 30 menit.
Pengukuran terhadap aktivitas fisik yang tergolong kompleks dan juga tidak mudah pendekatan telah dikembangkan, yaitu diantaranya adalah klasifikasi dari pekerjaan, observasi dari perilaku, penggunaan dari alat sensor gerakan, penandaan fisologis (detak jantung) dan juga penggunaan calorimeter.
Namun, metode yang paling sering digunakan pada saat ini adalah metode self-reported survey (survey dengan pelaporan diri). Riset telah membuktikan terdapat tiga aspek yang akan dapat menggambarkan tingkat dari aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan, olahraga dan juga kegiatan sseorang pada waktu luang.
Oleh karena itu, kuisioner ini meninjau dari aktivitas fisik pada tiga aspek tadi yang mencakup kategori terstruktur dan juga kategori tidak terstruktur, yaitu aktivitas fisik saat sedang bekerja, berolahraga dan aktivitas fisik pada saat waktu luang, sehingga dapat diperoleh gambaran keseluruhan dari aktivitas fisik seorang individu.
e. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok akan sangat berpengaruh terutama berpengaruh pada daya tahan kardiovaskuler. Pada asap tembakau tersebut terdapat sekitar 4% karbonmonoksida (CO). daya ikat atau afinitas CO yang terdapat pada hemoglobin yaitu sebesar 200 hingga 300 kali lebih besar daripada oksigen.
Hal ini dapat berarti bahwa CO lebih cepat mengikat hemoglobin daripada oksigen. Padahal, hemoglobin tersebut berfungsi dalam mengangkut oksigen keselurug tubuh kita, nah dengan adanya ikatan CO pada hemoglobin maka akan membantu menghambat pengangkutan oksigen ke dalam jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan.
f. Status Gizi
Ketersediaan zat gizi dalam tubuh kita akan sangat berpengaruh pada kemampuan otot untuk berkontraksi dan juga daya tahan kardiovakuler. Untuk mencapai kebugaran yang maksimal, seseorang harus mampu dan sering melakukan latihan-latihan serta olahraga yang cukup, harus mendapatkan gizi yang cukup untuk kegiatan-kegiatan fisiknya, serta juga tidur yang cukup.
Status dari gizi adalah suatu kondisi dimana tubuh sebagai akibat keseimbangan dari intake makanan serta penggunaannya tubuh yang mampu diukur dengan berbagai dimensi.