Iran melepas rudal jarak jauh menuju pemukiman di Tel Aviv, Jordan menggerakkan seluruh Tank nya menuju perbatasan Israel dan memuntahkan peluru-peluru ke arah penjagaan di Border Israel.
Para pejuang di Tepi Barat pun mulai menembakkan roket-roket ke pemukiman Israel tanpa henti. Para Militan dan Jihadis mulai masuk menyelinap ke Israel satu persatu.
Pejuang di Libanon selatanpun mewarnai langit Israel dengan roket yang haus darah Yahudi. Tentara Syria memasuki dataran tinggi Golan dan menyerang penjagaan Israel membabi-buta.
Tentara Arab Saudi dan Tentara Mesir menyerang perbatasan timur Israel dengan penuh semangat. Libya,Tunis dan Aljazair mengirim armada Angakatan Laut dan kapal-kapal induk mereka menuju perairan Israel dilengkapi pesawat tempur.
Maroko menutup selat Gibraltar supaya tidak ada armada Amerika yang bisa lewat. Yaman dan Sudan menutup selat Eden dan menyatakan bahwa Laut Merah dalam status perang!
Dewan Keamanan PBB duduk merundingkan serangan Arab ke Israel, saat itu Dewan Keamanan pun tidak berhasil untuk melakukan gencatan senjata!Tentara Arab pun mulai masuk ke tanah Palestina, mereka berhasil merebut kota-kota penting, Khalil, Nablus, Janin, dan Ramallah.
Masyarakat Internasional meminta agar negara-negara di dunia tidak tinggal diam atas agresi militer Arab ke Israel, tapi negara-negara Arab menolak perdamaian, dan tentara Arabpun sudah menuju Al Quds.
Pengepungan Al Quds sudah masuk minggu kedua, namun pesawat-pesawat tempur Arab Saudi, Mesir dan Syria masih menyerang kota dan camp-camp Israel. Israel meminta masyarakat internasional untuk membantu mereka melawan penindasan dari negara-negara Arab.
Namun,saat itu tentara Arab sudah berhasil merebut Al Quds dan membersihkannya dari Yahudi. Mahkamah PBB melakukan inspeksi terhadap kejahatan Israel di Palestina selama mereka menjajah Palestina.
Tentara-tentara Arab pun kembali ke negaranya masing-masing setelah sama-sama melaksanakan salat berjamaah di Baitul Maqdis, dan kembali sambil mengibarkan bendera bertuliskan “Asyhadu Alla Ilaha Illallah,wa asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”.
Saat itu mulailah pembangunan negara baru yang berdaulat, Republik Palestina, dan sebuah kursi tetap buat Republik Palestina di ruang Sidang PBB. Pesta meriah terjadi di seluruh negara Arab dan negara-negara Islam di seluruh dunia…
Tapi, Maaf Palestina, itu hanya impian yang sedang kami coba untuk wujudkan, bersabarlah wahai saudari Andalus….kami pernah kehilangan saudarimu 800 tahun lalu, Andalusia…kami tidak ingin engkau pun pergi seperti saudarimu… (Cerita Tetangga, di lantai 8, Apartemen Mahabbah, Saief Alemdar)