Mereka rata-rata sudah mutqin dengan hafalan Al-Qur’an nya pada usia 10-11 tahun, karena mulai setoran hafalan Al-Qur’an riwayat Hafs ‘an ‘Ashim saat usia 6-8 tahun disetiap masjid.
Setelah itu, mulai mempelajari qira’at ‘asyrah sughra wa kubra’ yang bersambung (muttashil) sanadnya hingga Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wasallam, juga mulai menghafal letak ayat, nomor, dan halamannya. Karenanya kualitas tilawahnya bisa dibedakan. Itu baru dari segi tahsin tilawahnya saja, belum lagi halaqah tafsir dan ‘amaliyyahnya.
Setiap mereka juga mendapatkan tarbiyah Islamiyyah min. Satu pekan sekali, dimana ilmu hadits dan ilmu fiqh sudah “include” di dalamnya, selain fikrah dan manhaj tentunya.
Jadi, rata-rata usia 17-20 tahun sudah memiliki “modal” ilmu syar’i yang memadai. Setelah usia tersebut baru sebagian besar dari mereka memperdalam iptek, sambil terus memuroja’ah hafalan dan mengikuti aktivitas tarbiyah Islamiyyah. Mereka adalah mu’min yang senantiasa berusaha menjaga shalat berjama’ah di masjid, terutama pada waktu subuh.
Dan dalam keseharian, mereka pun sangat jarang mendengarkan musik, karena buat mereka Al Qur’an adalah musik terbaik. Adapun nasyid hanyalah “intermezzo” untuk menghilangkan jenuh dan membangkitkan semangat belaka, tidak lebih.
Ketika kita berinteraksi dengannya, maka insyaa Allah, kita akan melihat dan merasakan langsung ketenangan jiwa dan ketawadhuan hati mereka. Setiap pembicaraan tidak akan jauh dari isi Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.Pandangan mereka juga terjaga,Ini merupakan salah satu bukti keberhasilan tarbiyah Islamiyyah yang mereka lakukan.
Tentu saja, mereka juga bukanlah jama’ah malaikat yang ma’shum. Mereka hanya manusia biasa, kekurangannya pasti ada dan tidak sedikit, namun demikian, semangat dan kesabaran perjuangan nya, bi’idznillahi, selalu terjaga.
Mereka juga menjaga ‘izzah dan muru’ahnya, sekalipun dalam kondisi sulit, mereka tidak meminta – minta, tapi melainkan berusaha menjual apapun yang halal.
Mereka adalah barisan yang solid dan tertata rapi. Alhamdulillah kami bersyukur kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, karena dengan karunia-Nya bisa belajar dan ber-talaqqi Al Qur’an kepada salah satu dari mereka.
“Dan kami tetapkan kepada Bani Israil di dalam kitab (Taurat), sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di bumi (Palestina) dua kali, dan sesungguhnya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”
(QS Al Isra’:4)
“Maka apabila telah tiba janji pembalasan (atas kejahatanmu) untuk kali yang pertama dari dua (janji pembalasan), Kami datangkan kepada kamu hamba-hamba Kami yang tangguh dan hebat serangannya, lalu mereka menjelajah (merajalela) di segala pelosok kampung-kampung. Dan (peringatan ini) adalah sebuah janji yang pasti ditunaikan.” (QS Al Isra’:5).
Sumber : Sahabat Al Aqsa