Ilmu yang diajarkan oleh Rasulullah diterima langsung oleh para sahabat. Ilmu tersebut langsung diterima oleh generasi selanjutnya hingga sampai ke tangan Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad ibn Hanbal dan para imam mujtahid lainnya. Estafet transfer keilmuan antar generasi inilah yang disebut dengan sanad.
Jadi dengan mazhab-mazhab yang memiliki sanad ini, kita seolah-olah bisa menyeruput ilmu dari gelas Rasulullah Saw karena guru kita membuat kita bisa “berjabat tangan” dengan Imam Mazhab dengan sanad yang bersambung. Begitu seterusnya Imam Mazhab juga memiliki sanad tersambung hingga ke Rasulullah Saw.
Hubungan sanad dalam sebuah ilmu persis seperti hubungan silaturahim dalam nasab dan hubungan kekeluargaan. Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan: Sebuah Iimu itu memiliki hubungan silaturahim (kekeluargaan) di antara pemiliknya. Hubungan silaturahim (kekeluargaan) dalam keilmuan itulah yang melahirkan Sanad. Oleh sebab itu jangan mempelajari ilmu dari orang yang tidak memiliki sanad keilmuan yang jelas.
Ibnu Mubarak mengatakan,
“Sanad itu adalah bagian dari agama. Kalau bukan sanad, maka siapapun akan mengatakan yang dia inginkan. Maka sesungguhnya sanad-sanad yang kita miliki layaknya seperti hubungan keturunan. Maka berhati-hatilah kepada orang yang tidak ada nasabnya (dalam ilmu).”
Disarikan dari: Syekh Amru Al-Wardani
Sumber: FB. Hadya Noer