![]() |
Buya Hamka |
Almarhum Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dikenal sebagai ulama besar yang berwawasan luas dan memiliki pengetahuan tentang Islam secara mendalam. Iapun dikenal berjiwa besar dan memiliki tingkat toleransi tinggi dalam menghadapi perbedaan pandangan diantara sesama ummat Islam dalam masalah-masalah “khilafiyyah” dan “furu’iyyah”.
Salah satu pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Gontor, KH. Imam Zarkasyi, tidak akan pernah bosan bercerita tentang Buya HAMKA, tokoh Muhammadiyah yang juga Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat itu. Bahkan, cerita itu selalu diulang-ulang KH. Imam Zarkasyi ketika para siswa dan guru berkumpul di Balai Pertemuan Ponpes Modern Gontor.
Dikisahkan, suatu pagi Buya HAMKA didaulat menjadi Imam shalat Subuh di sebuah masjid di sebuah kota yang jamaahnya adalah mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU).
Para makmun dibuatnya kaget dan terkejut. Ada apa? Pada rakaat terakhir, Buya HAMKA dengan fasih dan lancar membaca qunut. Para makmum shalat Subuh saat itu, mungkin ada yang menduga top leader Muhammadiyah itu akan meluputkan qunut sebagaimana yang menjadi brand orang Muhammadiyah.
Dan ternyata? Terlalu sempit, ketika orang harus hidup dengan dunia yang sudah dia ciptakan sendiri. Padahal Tuhan telah menciptakan dunia yang sangat luas, lebih indah dan mempesona ketimbang reka imajinasinya.