Sultan Syahid Shalahuddin Al Ayyuby memang diakui oleh kawan dan lawan bahwa beliau benar-benar Ksatria.
Salah satu kisah paling populer adalah saat beliau masuk dalam kemah Raja Richard The Lion Heart dan mengobati sang Raja, penjaga diluar sudah ketar-ketir mengira sudah tamatlah riwayat Raja Richard yang paling disegani di seluruh Eropa.
Tetapi ternyata, jiwa Ksatria Sultan Shalahuddin tidak mengijinkan dirinya untuk membunuh musuh yang sedang sakit. Saat Sultan mengobati Raja Richard, Richard tidak tahu kalau itu adalah musuhnya, dimana suatu hari Richard pernah bersumpah di depan Paus Agung akan membunuh Salahuddin, ternyata malah diobati oleh Sultan Shalahuddin.
Beberapa ratus tahun setelah kejadian itu, Kaiser Wilhelm ll, Raja Jerman dan Prusia terakhir, yang merupakan keturunan Raja Richard mengunjungi Damascus, berziarah ke kuburan Sultan Shalahuddin, tepatnya pada tahun 1878, pada masa itu Damascus dibawah kekuasaan Sultan Abdul Hamid ll, “Sultan” terakhir dinasti Ottoman.
Pada kesempatan itu, Wilhelm memberikan sebuah monument berupa “kuburan kosong” sebagai penghormatan atas Sultan Salahuddin, dan menumen itu ditempatkan disamping makam asli Sultan.
Di bawah kubah dalam ruangan itulah sang Sultan disemayamkan. Setelah 821 tahun ruangan itu hanya dihuni oleh sebuah kuburan dan sebuah monumen, selama 821 tahun banyak orang besar, pahlawan, dan pemimpin yang datang dan pergi di Damascus, atas kehendak Allah, pada tanggal 22 Maret 2013 di ruangan itu dikuburkan Imam Syahid sheikhna Prof. Muhammad Saied Ramadhan Al Buty.
Berkumpullah dua pahlawan Kurdi di ruangan itu,yang satu berjuang dengan pedang, dan yang satu lagi berjuang dengan pena.
Ada yang bilang, kalau ada yang bertanya, “Bersama siapakah Abu Bakar dan Umar kelak di hari Akhir dibangkitkan?”, maka jawabnya “Lihatlah bersama siapa dia sekarang dikuburkan”. Mungkin begitu juga “Bersama siapakah kelak Said Ramadhan Al Buty dibangkitkan?”, maka lihatlah bersama siapa dia sekarang dikuburkan. Rahimahumullah.