Jika umat Kristen menggugat dogma agama Islam “Allah Maha Esa, DIA tidak beranak dan tidak diperanakkan”, karena katanya bertentangan dengan dogma Kristen, maka:
– Umat Islam juga bisa menggugat dogma agama Kristen “Yesus anak Tuhan” karena itu sangat bertentangan dengan dogma Islam.
– Umat Hindu pun bisa menggugat perayaan Idul Adha, karena pada hari raya tersebut umat Islam menyembelih sapi yang merupakan dewa bagi agama Hindu.
Dan masih banyak lagi dogma yang bisa digugat. Karena:
– Setiap ceramah agama di masjid atau di tempat-tempat pengajian Islam yang audiense-nya adalah KALANGAN INTERNAL, sering sekali konten ceramahnya membahas bahkan mengkritik dogma dari ajaran agama lain yang dianggap keliru.
– Demikian pula sebaliknya. Setiap ceramah agama di Gereja atau di tempat-tempat ceramah Kristen yang audiense-nya adalah KALANGAN INTERNAL, sering sekali konten ceramahnya membahas bahkan mengkritik dogma dari ajaran agama lain yang dianggap keliru.
– Hal serupa pun pasti sering terjadi pada ceramah agama-agama lain yang audiens-nya kalangan internal.
Namanya KALANGAN INTERNAL, tentu si penceramah jauh lebih bebas berbicara jika dibanding ceramah di tempat umum yang audiens-nya lebih beragam. Sebab di tempat umum, kita harus lebih berhati-hati karena tidak ingin menyakiti hati para audiens yang keyakinannya mungkin berbeda dengan kita.
Jika Anda menggugat dogma agama lain, apalagi jika dogma tersebut disampaikan di kalangan internal, maka sebenarnya Anda sungguh lucu, aneh tapi nyata.
Maka di sinilah perlunya TOLERANSI:
– Walau kita tidak percaya pada dogma agama lain
– Walau kita yakin bahwa hanya agama kita yang benar
– Walau kita yakin bahwa dogma agama lain itu salah
Namun kita tetap menghargai & menghormati mereka, tidak mengganggu mereka.
Itulah toleransi yang sebenarnya
Sumber: FP: Jonru Ginting