Di gubuk selebar tiga depa itulah Nurliyah menghabiskan hari-harinya. Perempuan berusia 37 tahun ini sudah hidup 14 tahun di Desa Asan Kumbang, Kecamatan Ulee Glee, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, itu.
Tak ada listrik, begitu juga televisi. Penerangan satu-satunya ketika malam tiba hanyalah lampu minyak biasa. Namun warga miskin itu tetap semangat menjalani hidup. Bersama Irhana, anak semata wayang yang berusia 15 tahun, Nurliyah mencoba untuk tetap tegar.
“Rumah ini dibangun warga 14 tahun lalu. Namun sekarang sudah reot,” kata Irhana dikutipDream dari Atjeh Post, Selasa 23 September 2014.
Menurut Irhana, rumahnya itu digunakan sebagai kamar tidur, dapur, tempat belajar, sekaligus untuk salat. “Kalau hujan ya bergeser ke sudut lain. Kalau terlalu deras ya tunggu di rumah tetangga atau emperan toko orang,” kata siswi SMP Ulee Glee ini.
Biarpun dengan keterbatasan ekonomi, Irhana mengaku tetap bersekolah untuk masa depannya. Dia termasuk siswa berprestasi sehingga mendapat beasiswa pendidikan.
“Mamak biasanya mengemis di jalanan. Sedangkan Bapak tidak tinggal di sini karena sudah lama cerai,” katanya.
Irhana berharap Pemerintah Aceh dapat memberikan bantuan rumah layak huni kepada dia dan orangtuanya agar tak lagi basah kuyup saat hujan turun.
Gubernur terharu
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, dan rombongan bertandang ke rumah Irhana pada Senin sore, 22 September 2014. Setiba di sana, raut muka orang nomor satu di Aceh itu tampak sedih. Doto Zaini –sapaan Zaini Abdullah– beberapa kali mengamati gubuk tersebut dari arah dekat. “Ini harus dibantu. Harus,” ujarnya berulang-ulang.
Kedatangan Zaini ke Desa Asan Kumbang membuat geger warga. Dalam sekejap rumah Irhana dipenuhi oleh warga. Karena takut rumah tersebut roboh, Doto Zaini memilih berdialog di jalan kampung.
“Mohon dibantu Pak Gubernur. Mamaknya Irhana sedikit stres. Kasihan gadis itu tinggal di gubuk seperti ini,” ujar warga desa setempat.
Sedangkan Zaini hanya mengangguk ringan. Sebelum meninggalkan lokasi, Gubernur Zaini juga menyerahkan santunan melalui Irhana. “Tolong diberikan juga beasiswa kepada anak ini,” ujarnya lagi kepada beberapa kepala SKPA yang menyertai rombongan.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Aceh, Hasanuddin, mengatakan akan memprioritaskan bantuan rumah dhuafa untuk Irhana dan orang tuanya pada APBA 2015. “Namun syaratnya harus ada keterangan surat kepemilikan tanah dari desa. Rumah yang akan dibangun bertipe 36,” ujarnya.
Sumber: Dream.Co.Id