picture: www.wikumagic.org |
Pada zaman dulu kala, ada seorang Raja yang sangat kaya, tapi ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya.
Repotnya, dia sendiri tak tau apa penyebabnya. Suatu pagi, ketika bangun dari tidur, Raja mendengar suara pelayan yang sedang bernyanyi, Dia pun langsung bertanya:
“Wahai Pelayan, apa rahasia engkau, sehingga kamu bisa begitu bahagia?”
“Tuanku Raja, hamba tak memiliki apa-apa, selain dari keluarga yang BAHAGIA & PENUH SYUKUR.”
“Tuanku Raja, hamba tak memiliki apa-apa, selain dari keluarga yang BAHAGIA & PENUH SYUKUR.”
Karena merasa penasaran dengan penuturan si Pelayan, sang Raja pun memanggil penasihat kerajaan yang bijaksana untuk di mintai saran.
“Yang Mulia, mohon beri hamba koin emas sejumlah 99, nanti koin emas akan hamba letakkan di depan pintu rumah si pelayan”
Singkat cerita, 99 Koin emas itupun diletakkan di depan rumah si pelayan. Pada saat si pelayan membuka pintu rumah, dia terkejut dan kegirangan. Si Pelayan pun menghitungnya, ternyata hanya ada 99 keping uang emas… yang berarti tak genap 100 keping.
Pelayan itu pun mencarinya ke seluruh penjuru istana agar keping emas nya bisa genap 100, tapi sia-sia karna ia tetap tak menemukannya. Karena begitu FOKUS akan AMBISInya, berbeda dengan hari-hari sebelumnya,si pelayan tak lagi bernyanyi & gembira. Wajahnya terlihat begitu serius dan murung.
Penasihat pun menjelaskan,“Tuanku, itu artinya pelayan itu telah bergabung dengan Koin 99, yaitu mereka yang MEMILIKI BANYAK HAL, tapi MERASA TIDAK BAHAGIA. Mereka fokus bekerja untuk mengejar 1 koin lagi dan mereka lupa pd hal-hal lainnya, demi koinnya bisa genap 100. Mereka kekurangan waktu tidur, kekurangan waktu utk keluarga, serta kekurangan waktu untuk kebahagiaan mereka sendiri.
Itulah yang hamba maksud dgn Koin 99, Yang Mulia.”
Kita pun sering terfokus hanya pada ‘1 koin’ yang tidak ada, tanpa pernah BERSYUKUR pada ‘99 koin’ yang sudah kita miliki.