Datang seorang lelaki mengadu pada Umar bin Khattab tentang durhaka dan membandel anaknya pada dirinya. Maka datanglah anak tersebut untuk membela dirinya.
Ia bertanya pada Umar bin Khattab :
“ Wahai Umar apakah hak anak terhadap ayahnya?”.
Umar berkata :
“ Seorang calon ayah, hendaklah mencarikan untuk anak-anaknya ibu yang shalihah, dan mengajarinya kitabullah, juga memilihkan pada anak tersebut nama yang baik.”.
Amiirul Mu’mini menjelaskan bahwa menjadi seorang Ayah itu, maka hak anak yang harus dupenuhinya yang pertama adalah, memiilihkan Ibu yang baik. Bukan Istri yang cantik atau baik bagi dirinya, tapi Ibu yang baik bagi anak-anaknya.
Maka jika seorang lelaki hendak melamar seorang gadis untuk diperitri, maka pertanyaan utamanya seharusnya adalah :
“Apakah engkau bersedia menjadi Ibu yang baik bagi anak- anakku??”
dan bukan
“Apakah kau mencintaiku?”…
Ini prinsip, karena cinta itu bisa diciptakan. Sedangkan kebaikan itu dilatihkan.Shalihah itu karena kebiasaan.
Maka kemampuan Istri untuk belajar dan berlatih menjadi Ibu yang Shalehah ini adalah komitetmen.
Jangan pernah berhenti untuk belajar, karena sekali lagi, shalehah itu ada karena kita membiasakan diri.
Yang kedua, Hak anak kepada Ayahnya adalah Mengajarkan Kitabullah. Kalau diatas disinggung bahwa perempuan harus Shalehah.Maka disini dituntut laki- laki (suami) juga harus Saleh. Karena hak anaknya adalah mendapatkan ajaran tentang Kitabullah.
Jadi prioritas utama yang mengajarkan Al-quran dimulai dari belajar Iqra’ adalah AYAHNYA. Bukan Ustadz, bukan Kyai, bukan Ajengan,bukan Buya, tapi AYAH.
Maka jika seorang suami bertanya kepada Istrinya “Siapkah menjadi Ibu yang baik bagi anak-anaknya”, maka hak seorang Istri-pun bertanya
“Sudahlah anda bisa membaca Al-quran?”…
Kalau belum, mari bersama belajar tentang kesalehan, kebajikan, dan tentu saja belajar mempelajari KITABULLAH…
Yang ketiga adalah memberinya nama yang baik. Ingat,nama yang baik TIDAK HARUS ARAB. Karena tidak semua nama Arab itu baik.
Dedengkot Yahudi madinah itu saja namanya ABDULLAH BIN SABA. Bayangkan, namanya saja ABDULLAH, tapi kelakuakknya tidak mencerminkan namanya.
Maka itu tanyakah dulu atau cari Informasi tentang sebuah nama ini mendetail.
Di Arab sana, nama KILAB BIN KILAB (Kilab : Anjing) Abu Hurairah (Bapak Kucing) Asad (Singa) itu sepertinya jadi hal yang mungkin wajar. Jadi Asad itu kalau di Indonesia mungkin semacam SINGODIMEJO. Mungkin loh ya….
Jangan mentang-mentang dari Al-quran, lalu anak kita kita namai “AL-BAQOROH”, karena kurangnya informasi tentang hal itu….
Umar sudah menjelaskan, tinggal kita yang membayarkan, hak kita kepada anak-anak kita….