Martunis, anak angkat Cristiano Ronaldo, berada di Portugal setahun belakangan ini untuk berlatih sepak bola. Dia sempat menjalani bulan Ramadan selama beberapa hari sebelum mudik ke Banda Aceh. Bagaimana kesannya?
“Di Portugal Martunis harus menjalankan ibadah puasa selama 17 jam lebih,” kata Perwakilan Martunis, Munawardi, Sabtu 18 Juni 2016.
Menjalani ibadah puasa di negeri orang memang menjadi tantangan tersendiri. Selain waktunya lebih lama, juga soal makanan berbuka atau sahur. Bagi Martunis, yang terberat adalah saat makan sahur.
“Yang paling berat adalah waktu makan sahur, karena yang ada cuma roti,” kata Munawardi mengutip komentar Martunis.
Sejak Kamis 16 Juni malam kemarin, Martunis sudah kembali ke kampung halamannya di Desa Tibang, Banda Aceh. Ia dapat kembali menjalani ibadah puasa bersama keluarganya. Suasana Ramadan di Aceh yang tentunya berbeda dengan Eropa juga dapat dirasakannya kembali.
Martunis pulang kampung dalam rangka liburan setelah setahun berlatih sepak bola di Akademi Sporting Lisbon, Portugal. Ia diberi kesempatan berkumpul kembali dengan keluargnya selama satu bulan, sembari menunggu agenda selanjutnya.
“Dia bisa melepas rasa rindunya dengan keluarga serta dengan segala suasana puasa dan lebaran nantinya,” ungkap Munawardi.
Martunis sendiri berada di Portugal sejak 28 Juni 2015 lalu. Dia mendapat “beasiswa” dari Sporting Foundations untuk belajar ilmu sepak bola dari klub masa junior Cristiano Ronaldo. Selama berada di sana, keduanya sempat beberapa kali bertemu.
Cristiano Ronaldo juga sempat memberikan hadiah kepada Martunis berupa Iphone 6. Akhir Desember lalu, keduanya kembali bertemu Spanyol. Kala itu Martunis menyaksikan langsung sang ayah angkat tampil di Santiago Barnabeu, Real Madrid. (detik)