Sebagai wartawan saya mengagumi Beliau dan angkat topi atas ketaqwaan dan Kecerdasannya.. Dalam berbagai wawancara dan liputan sangat faham dan detail dalam penguasaan materi. Makanya setiap teks pidato yang dibuat humas hampir tak pernah dibaca utuh.
Suatu hari pernah ada yang membaca Al Quran dengan menggunakan langgam Daerah. Beliau langsung menegur sebagai seorang ulama bukan hanya seorang Gubernur. Bahkan dengan detail beliau mengoreksi dan memberitahukan dimana saja kesalahannya. Termasuk hukum bacaannya serta arti yg menyimpang dari tafsirnya. Bacaan Al Quran sang Qori dikoreksi dan berharap Firman Alloh jangan dipermainkan. Selain Hafizd beliau juga Ahli Tafsir jadi sangat faham.
Pernah juga dalam suatu liputan, saya ikut sholat Jumat di suatu desa yang cukup terpencil. Masjidnya masih dalam proses renovasi. Kebiasaan Jumat keliling dari masjid ke masjid dan Sholat Subuh keliling
Saat itu ada seorang Pol PP yang mengawal perjalanan beliau yang bertindak agak keras dalam menghalau masyarakat. Pol PP tersebut langsung di rangkul Gubernur sambil membisikkan “Jangan kasar pada masyarakat, kasian mereka. Tidak boleh lagi seperti itu, harus lebih humanis.” Sejak saat itu tidak ada lagi Pol PP yang kasar dalam melaksakan tugas. Sangat Humanis dan Berwibawa..
Catatan perjalanan sebagai jurnalis semakin menarik saat Gubernur berhadapan dengan media. Dengan terbuka mengatakan kepada Media untuk memberikan kritik membangun dan sesuai Fakta. Tidak pernah alergi terhadap kritik dan sangat menghargai kritik yang bisa memberikan ide kreatif dalam peningkatan pembangunan Daerah.
Semoga Takdir menuliskan Beliau memimpin daerah yang lebih besar. Ummat sangat merindukan pemimpin seperti ini. Karena Memimpin Bukan Menyakiti tapi dengan Hati.. Pemimpin yang baik adalah setiap perkataannya memberikan Kesejukan dan Semangat Baru..
Semoga Indonesia Punya pemimpin Seperti Dr. TGH. M. Zainul Majdi.
*Sumber: Facebook