Kalau berkunjung ke Istanbul kita akan melihat banyak sekali masjid lama atau sekolah yang memiliki arsitektur yang sama, seakan semua bangunan itu dibuat oleh Pemerintah pada waktu yang sama, lihat saja masjid Sultan Ahmed, masjid Sultan Suleyman, masjid Sultan Fatih semuanya sama, mungkin beda ukuran saja. Termasuk masjid dimana Sahabat Abu Ayyub Anshary dimakamkan.
Menurut cerita, arsitektur bernuansa Venice yang tersebar di Eropa dibawa ke Istanbul oleh Grand Vazir Ottoman, Ibrahim Pasha setelah kembali dari perang Mohacs di Hungaria. Kalau kita lihat masjid dan sekolah-sekolah yang dibangun pada masa kekuasaan sultan Muhammad Fatih (1432-1481) di Athena misalnya, kita akan menemukan corak arsitektruknya mengikuti arsitektur Bizantium terakhir.
Namun, pada abad ke 16, mulai terlihat arsitektur gaya baru, mulai dari Bosnia, Istanbul, menuju ke Aleppo, Damaskus bahkan sampai ke Cairo, seakan-akan bangunan itu merupakan proyek Kementerian PU. Ternyata di balik arsitektur tersebut, ada seorang arsitek jenius yang memainkan peran utama, dia adalah Mimar Sinan.
Siapakah Mimar Sinan itu? sesuai dengan data yang terdapat dalam beberapa mansukrip, disebutkan bahwa Mimar Sinan itu seorang Kristen yang bergabung dalam pasukan Ottoman, karena dia seorang arsitek, maka dia berada bersama pasukan arsitek.
Mimar Sinan seorang perwira menengah dalam pasukan Ottoman, dia selalu ikut bersama para pasukan kemanapun mereka pergi, karena setiap tempat yang disinggahi selalu saja perlu ahli untuk membangun camp tentara, mungkin juga membangun jembatan, dan pastinya membangun masjid di tempat yang sudah dikuasai pasukan Ottoman yang belum memiliki masjid.
Setiap tempat baru yang disinggahi Mimar Sinan merupakan petualangan baru, karena bahan baku bangunan, gaya bangunan, bahkan lapangan tempat membangun selalu berbeda, hal itu menuntut Mimar Sinan untuk terus belajar dari masalah-masalah baru dan dari arsitek setempat. Hal tersebut menjadikan Mimar Sinan seorang arsitek handal yang kelak mewariskan karya arsitektur yang luar biasa.
Hari ini, tidak mungkin kita membawa semua mahasiswa teknik sipil dan arsitek untuk berkunjung ke Inggris, Perancis, Italia, atau Mesir untuk melihat seni arsitektur dan mendiskusikan dan mengkaji secara mendalam setiap corak bangunan itu. Makanya, Mimar Sinan adalah seorang arsitek yang sangat beruntung bisa belajar arsitektur semasa kuasaan Ottoman yang memiliki wilayah meliputi tiga Benua yang kaya dengan peradaban pada jamannya masing-masing.
Dalam waktu yang singkat Mimar Sinan mampu menguasai seni arsitektur dari berbagai wilayah Ottoman dia membangun banyak sekali masjid dan sekolah-sekolah pada zaman itu.
Tidak perlu menjadi seorang arsitek ulung untuk mengetahui bahwa masjid Usman Shah di kota Trikala Yunani, atau masjid-masjid di kota Aleppo, ataupun beberapa masjid besar di Istanbul, atau jembatan Mehmed Paša Sokolović di Bosnia, atau Gereja Assumption di Bulgaria, dan tentunya masjid Putri Mihrimah di Uskudar (yang katanya dipersembahkan oleh Mimar Sinan untuk sang kekasih Mihrimah) adalah dibangun oleh seorang arsitek yang sama, yaitu Sinan. Karena memang semuanya persis sama. Kalau bukan karena Mimar Sinan, mungkin tidak ada istilah “Ottoman Architecture”.
Note:
Sepertinya nama asli arsitek itu Sinan, sedangkan Mimari bahasa Turki berasal dari bahasa Arab “Mi’mari”, artinya Arsitek. Jadi “Sinan Sang Arsitek”.