FINLANDIA
Ada hal unik dengan sistem pendidikan di negara tersebut, yakni siswa yang memasuki kelas harus melepaskan sepatu dan hanya menggunakan kaos kaki. Guru yang mengajar pun berkualitas, lulusan program magister dan dipilih berdasarkan peringkat 10 besar dari masing-masing universitas. Tidak seperti di Indonesia, di Finlandia Ujian Nasional (UAN) hanyalah sebagai ujian percobaab (Matriculation Examination) untuk masuk Perguruan Tinggi dan tidak dijadikan sebagai tolok ukur untuk bisa memasuki bangku kuliah.
Semua biaya pendidikan di Finlandia di-cover oleh pemerintah. Segala kebutuhan akan pendidikan akan digratiskan. Namun, tidak dengan biaya hidup. Sehingga masing-masing siswa harus menanggung biaya hidup masing-masing. Lalu, bagaimana menyiasati biaya hidup selama di Finlandia?
Pemerintah Finlandia memberikan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan bekerja part time dengan durasi waktu maksimal 20 jam per minggu. Dengan bekerja dengan waktu 20 jam per minggu, penghasilan yang didapatkan bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup di Finlandia selama sebulan, yakni sekitar 600 Euro. Jalan lain yang bisa ditempuh, yakni dengan mendapatkan dukungan dana dari lembaga yang menghibahkan beasiswa.
SWEDIA
Swedia adalah salah satu negara kaya di dunia dengan kondisi lingkungan yang relatif aman dan memiliki iklim pendidikan yang sangat mendukung semangat belajar dengan fasilitas modern, perpustakaan, dan tenaga pengajar yang berpengalaman. Sebagai negara maju, hampir semua bidang pendidikan tersedia di Swedia. Mulai dari Ilmu alam, teknik, musik, teater, bahasa, sosial politik atau ekonomi. Semua diajarkan oleh tenaga pengajar yang profesional dan berkompeten.
Hebatnya, Biaya kuliah di Swedia secara keseluruhan GRATIS alias tidak ada pungutan apapun, dan hal itu tanpa memandang kewarganegaraan seseorang. Kamu bisa belajar di Swedia untuk setiap jenjang pendidikan yang diinginkan mulai dari S1, S2 atau S3.
Bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris. Secara umum, kamu tidak perlu bisa berbahasa Swedia untuk bisa belajar di sini, asalkan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai itu lebih dari cukup. Mengapa mayoritas menggunakan bahasa Inggris ? karena hampir semua penduduk Swedia mampu berbahasa Inggris dengan baik, dan banyaknya program pendidikan yang diselenggarakan dalam Bahasa Inggris. Untuk S1, tersedia beberapa program yang diadakan dalam Bahasa Inggris Begitu pula dengan program S2, ada banyak yang tersedia dalam Bahasa Inggris dan hampir untuk semua jurusan. Sedangkan untuk program S3, pada umumnya selalu menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini mendorong berbagai mahasiswa internasional dari berbagai negara bisa memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Swedia.
Untuk bisa mengenyam pendidikan di Swedia dengan lancar, kamu harus memenuhi syarat berikut :
Hasil tes TOEFL dengan nilai minimal 550 untuk paper-based, 213 untuk computer-based dan 79 untuk internet-based.
Hasil tes IELTS dengan minimal overall score 6.0 dan tidak ada band dengan nilai kurang dari 5.0.
Persyaratan ini biasanya dihapuskan bila kamu pernah mengenyam pendidikan tinggi yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar selama minimal 3 tahun. Dapat dibuktikan dengan surat keterangan.
JERMAN
Siapa yang tidak tahu negara Jerman, negara tempat Habibie (mantan presiden indonesia ke-3) menempuhkan pendidikan ini merupakan salah satu negara adidaya yang mengedepankan teknologi. Sebagai negara yang maju dan mengedepankan pendidikan, Jerman memberikan pembebasan biaya dari segala aspek pendidikan. Hingga saat ini pemerintah Jerman tetap konsisten dalam memberikan pembebasan biaya kuliah di universitas-universitas negeri di Jerman.
Tidak hanya biaya kuliah yang gratis, biaya pendidikan gratis di Jerman berlaku untuk semua tingkat pendidikan. Pemerintah di sana membebankan pajak yang tinggi kepada rakyat. Hasilnya dikembalikan lagi dalam bentuk pendidikan dan kesehatan gratis.
Untuk menempuh pendidikan di Jerman, kita hanya perlu menanggung biaya hidup. Jumlahnya kurang sama dengan di negara-negara lain, termasuk Indonesia, bahkan bisa lebih kecil. Biaya hidup selama kuliah di Jerman pun sebenarnya bisa lebih ringan, jika si mahasiswa mau mencari pekerjaan part time yang banyak tersedia di negara tersebut.
Berkerja secara part time dengan durasi waktu maksimal 20 jam per minggu, kita bisa mendapatkan 325 Eruro per bulan. Masa liburan yang cukup panjang, yakni selama 3 bulan bisa kamu manfaatkan dengan bekerja full time. Dengan jumlah waktu 40 jam per minggu, kita bisa mendapatkan penghasilan dengan rata-rata 750-1000 Euro per bulan.
Universitas di Jerman mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti magang selama masa program kuliah di berbagai perusahaan Jerman. Tidak seperti di Indonesia, magang di Jerman digaji antara 300-1.000 Euro per bulan dan dilakukan minimal selama 2 semester.
Setelah lulus kuliah dan kembali ke tanah air, para alumni pun biasanya mendapatkan bantuan dari pemerintah Jerman berupa transport dan tiket pulang senilai maksimal 2.000 Euro, buku-buku senilai 100 Euro per tahun, dan gaji sebesar 450 Euro per bulan selama 18 bulan, serta bantuan peralatan kerja sebesar 10 ribu Euro.
MESIR
Mesir memiliki kampus yang cukup terkenal di dunia, yaitu Universitas Al Azhar yang menjadi universitas favorit berbagai mahasiswa. Institusi pendidikan ini terkenal akan program beasiswanya yang diberikan secara berkesinambungan setiap tahun. Al-Azhar menyediakan beasiswa dari tingkat sarjana hingga doktoral. Lulusan Universitas Al Azhar memilii berbagai pengaruh yang luar biasa, salah satunya Habiburrahman El Shirazy atau yang biasa dipanggil Kang Abik.
Sebagai informasi, kuliah di Al-Azhar gratis, yang diperlukan hanya biaya hidup (living cost). Itupun relatif murah, hanya sebesar Rp. 500.000.- (lima ratus ribu Rupiah) perbulan. Wow, terbilang murah dibandingkan biaya hidup di Indonesia. Dengan kualitas pendidikan kelas dunia dan biaya hidup yang murah tentu saja Mesir dilirik oleh para calon mahasiswa. Setiap tahunnya, mahasiswa internasional dari berbagai negara turut berkontribusi dalam menempuh pendidikan di negara tersebut.
TAIWAN
Sebagai negara yang tumbuh dan berkembang, Taiwan terus memperbaiki sistem pendidikannya agar lebih berkualitas. Lebih dari 10 tahun Taiwan terus membuka kesempatan untuk mahasiswa internasional agar bisa kuliah di negara tersebut dengan berbagai jalur beasiswa. Namun, baru 4-5 tahun terakhir perkembangan mahasiswa internasional di negara tersebut berkembang dengan pesat. Saat ini, jumlah mahasiswa internasional di Taiwan berada di kisaran lebih dari 40 ribu orang, sebagian besar mengambil pendidikan bahasa Mandarin (baik gelar ataupun non gelar), dan sisanya di jurusan lain.
Beberapa Universitas di Taiwan tidak memungut biaya untuk mahasiswanya alias GRATIS. Bahkan University of Taipei, menawari gratis uang kuliah untuk jenjang S2. Jadi wajar, kalau di Taiwan ada sekitar 2 ribu mahasiswa dari Indonesia. Beasiswa yang ditawarkan tersebut bisa berupa pelatihan bahasa Mandarin, proyek riset, bahkan kelas internasional S1 sampai S3 dalam bahasa Inggris.
Beasiswa yang paling difavoritkan di sini adalah Beasiswa Pemerintah Taiwan (Taiwan Scholarship). Untuk S2 dan S3 mendapat uang saku NT$20,000 atau Rp 6.600.000 per bulan (NT$1 = Rp 330) dan biaya kuliah NT$40,000 per semester. Beasiswa ini dibuka setiap bulan Maret setiap tahunnya bisa kunjungi www.teto.or.id untuk lebih jelasnya.
Beasiswa lainnya adalah ICDF Scholarship. Selain mendapat uang saku NT$15,000 (S2) dan NT$17,000 (S3) per bulan, mahasiswa yang lulus juga mendapat fasilitas tiket pesawat terbang (PP), asrama, biaya kuliah, asuransi, dan biaya buku. Periode pendaftaran beasiswa ini sekitar bulan Maret setiap tahun info lebih lengkap bisa di akses di www.icdf.org.tw
Selain itu, setiap kampus juga menawarkan beasiswa tersendiri. Misalnya tipe A, yaitu beasiswa penuh (uang saku mulai NT$6,000-10,000 per bulan, bebas biaya kuliah, dan gratis biaya asrama). Tipe B (bebas biaya kuliah + gratis biaya asrama), atau paling rendah tipe C (hanya gratis biaya asrama). Pemberian beasiswa ini dipengaruhi oleh nilai TOEFL dan linearitas disiplin ilmu pelamar saat seleksi. Nilai tambah lainnya, hampir seluruh kampus menawarkan kelas kursus bahasa Mandarin gratis selama masa studi.
Bagaimana dengan biaya hidup yang harus ditanggung oleh masing-masing penerima beasiswa? Mahasiswa bisa menjadi asisten riset profesor. Untuk bagian ini gajinya cukup memuaskan, atau jika ingin bekerja sebagai pelayan restoran, penjaga toko, atau buruh pabrik, maka upah minimum berkisar NT$100 per jam. Bagi yang mahir berbahasa Mandarin bisa dapat NT$5,000 per minggu.
ah, kamu mau tahu lebih banyak tips untuk mendapatkan beasiswa di negara-negara di atas? Mau tahu juga cara-cara PASTI kuliah ke luar negeri, bahkan dengan IPK, bahasa Inggris, dan uang pas-pasan? Pastikan untuk membaca informasi dalam buku yang ada dalam link di bawah ini.