foto; globalnews.ca |
Kayla Jean Mueller, 26, sukarelawan asal Amerika Serikat (AS) yang ditahan Islamic State (IS) atau yang sebelumnya lebih dikenal dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dipastikan tewas.
Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa pihaknya berusaha menyelamatkan sukarelawan tersebut namun gagal.
“Saya mengerahkan operasi penuh dengan risiko tinggi untuk menyelamatkannya (Mueller, Red) dan beberapa orang lainnya yang juga ditawan. Kemungkinan terlambat satu dua hari,” ujar Obama kepada Buzzfeed News.
“Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, AS akan menemukan dan mengadili teroris yang bertanggung jawab atas penculikan dan kematian Kayla,” tambahnya. Mueller diculik saat menjadi relawan di Aleppo, Syria, pada 2013 lalu.
Gedung Putih mengungkapkan bahwa ISIS sendiri yang memberikan bukti-bukti tewasnya Mueller pada pihak keluarga secara pribadi.
Beberapa di antaranya yang dikirimkan adalah foto-foto Mueller dalam kondisi tak bernyawa. Setelah foto tersebut diteliti, intelijen AS memastikan keasliannya.
Mueller sendiri beberapa waktu lalu menitipkan surat kepada tawanan lain yang dibebaskan ISIS. Dia menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan dan kasih sayang keluarganya jauh lebih kuat saat dia ditahan.
“Saya telah ditunjukkan kegelapan dan cahaya. Saya belajar, bahkan di dalam penjara, seseorang bisa bebas,” tulis Mueller saat masih hidup dan ditahan ISIS.
Kendati meyakini bahwa Mueller telah tewas, pemerintah AS tetap tidak memercayai klaim ISIS bahwa kematiannya karena jadi korban serangan Jordania di Raqqa beberapa hari lalu. Tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa ada warga sipil di Raqqa saat serangan dilakukan.
“Klaim yang dilakukan ISIS ini tentu saja menimbulkan tanda tanya besar,” tegas Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest.