Sebelum menteror China, Virus Corona ternyata telah menghampiri Arab Saudi, dan ilmuwan muslim bernama Ali Mohamed Zaki, PhD (virologist) dari Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi berhasil membasminya, tak heran saat ini dunia membutuhkan pemikirannya untuk musnahkan Virus Corona di China.
Profesor dokter berkebangsaan Mesir ini merupakan seorang virologist dari Rumah Sakit Dr. Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi. Ia adalah ahli virus dari Fakultas Kedokteran Universitas Ain Shams. Ali lahir pada 1 Desember 1953 dan berhasil menamatkan kuliah di Departemen Mikrobiologi universitas tersebut.
Ketertarikan utama Ali adalah pada bidang diagnosis molekuler infeksi virus. Di organisasi profesi ahli virus tersebut, riset terkini Ali adalah pada bidang MERS Corona Virus. Ali tercatat tidak punya mitra lokal, namun punya rekan asing dari Erasmus Medical Centre.
Menurut Dokter M Saifudin Hakim, seorang dosen Fakultas Kedokteran UGM yang dilansir dari situs kesehatan muslim, Dokter Ali Mohamed Zaki berhasil mempublikasikan virus temuannya di salah satu jurnal terkemuka, yaitu The New England Journal of Medicine (NEJM) pada Oktober 2012, bersama dengan beberapa ilmuwan (virologist) dari Belanda.
Ketika itu, Ali Mohamed Zaki melaporkan seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun dengan gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Pemeriksaan selanjutnya menunjukkan adanya proses infeksi di paru-paru.
Pasien itu akhirnya meninggal dunia meskipun telah mendapatkan perawatan intensif. Sayangnya, pemeriksaan di RS Soliman Fakeeh di Jeddah saat itu tidak dapat mengungkap agen penyebab infeksi pasien itu.
Sampel yang berasal dari pasien itu kemudian dikirim ke Departemen (laboratorium) Viroscience, Erasmus Medical Center (EMC), Rotterdam, Belanda, salah satu laboratorium virologi terkemuka di dunia.
Di laboratorium inilah akhirnya diketahui bahwa penyebab infeksi pasien itu adalah virus varian baru dari jenis coronavirus. Karena virus itu diisolasi pertama kali di EMC, virus itu kemudian diberi nama HCoV EMC (Human CoronaVirus Erasmus Medical Center).
Para Analisis menunjukkan bahwa virus HCoV EMC tersebut sangat dekat kekerabatannya dengan coronavirus yang ditemukan di kelelawar (bat coronavirus, yaitu BatCoV-HKU5 dan BatCoV-HKU4). Namun begitu, saat itu belum diketahui bagaimana cara atau mekanisme penularannya ke manusia.
Bahkan sampai saat ini hal itu belum terkuak. Kini, setiap ilmuwan di seluruh dunia yang membicarakan dan mempublikasikan kasus atau riset berkaitan dengan virus MERS-CoV pasti merujuk pada artikel NEJM yang ditulis oleh Profesor Dokter Ali Mohamed Zaki tersebut.
Setelah mengetahui bahaya virus corona, Ali mengunggah hasil identifikasinya di proMED, sistem pelaporan internet untuk berbagi kasus infeksi dan outbreak dengan cepat. Sistem yang bisa diakses peneliti dan kantor kesehatan publik ini memungkinkan info peringatan dini pada masyarakat. Sayangnya yang dilakukan Ali berbuah pahit, karena dia dipecat dari pekerjaannya saat sedang pulang kampung ke Mesir.
Ali selanjutnya kembali ke Mesir setelah lab rumah sakit tempatnya bekerja ditutup. Saat ini Ali kembali ke posisi akademiknya sebagai profesor mikrobiologi di Ain Shams University. Dia berharap punya cukup dana untuk membangun lab sendiri dan meneliti MERS serta virus corona lebih lanjut. Namun jika tidak, dia ingin hidup tenang menjalankan tanggung jawab akademiknya sehari-hari.