Kandidat terkuat Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, kembali membuat kontroversi bermuatan SARA. Apabila ia terpilih, maka ia akan melarang semua umat Islam memasuki negerinya. Ia mengemukakan pernyataan kontroversial tersebut sebagai respon atas penembakan di San Bernardino yang menewaskan 14 orang.
Trump menyebut ada semacam kebencian dari kalangan Muslim di seluruh dunia terhadap AS. Penolakan terhadap mereka merupakan hal yang penting dilakukan menurutnya itu untuk mencegah terjadinya serangan terorisme.
“Kita tidak boleh abai terhadap ancaman dari orang-orang yang hanya percaya pada jihad. Mereka seperti tidak punya rasa hormat terhadap nyawa seorang manusia,” ujar Trump.
“Hukum Syariat membenarkan beberapa kekejaman seperti pembunuhan terhadap umat Non-Muslim yang tidak mau berpindah keyakinan, pemenggalan, dan kekejaman lain yang membahayakan orang-orang Amerika khususnya perempuan,” lanjut pria 69 tahun itu.
Menurut juru kampanye Trump, Corey Lewandowski, pelarangan tersebut akan diaplikasikan terhadap seluruh Muslim termasuk mereka yang akan membuat visa imigrasi AS dan turis yang akan mengunjungi negeri Paman Sam. Pelarangan juga akan berlaku bagi warga Muslim AS yang sedang berada di luar negeri yang akan kembali ke negaranya.
Namun, pelarangan tersebut tidak akan berlaku bagi warga Muslim yang tinggal dan berada di AS. Meski begitu, Trump mengimbau untuk tetap waspada.
Kebijakan Trump ini amat belakang dengan kebijakan Presiden Barack Obama yang menjamin kesetaraan dan kebebasan beragama. Beruntunglah kita di Indonesia yang hidup dalam kerukunan beragama yang relatif harmonis dan agung.
(Guardian, Kompas)