Selamat kepada kalian Ahli Syam yang bersabar atas ujian, seakan-akan panggilan Rasulullah kepada kalian, “Wahai hamba Allah, bertahanlah…wahai hamba Allah bertahanlah..”. Dibalik perbatasan negara, dari jauh aku menatap kalian wahai saudaraku di negeri syam, setiap kali aku mencoba memikirkan diriku dan bangsaku, selalu saja pikiranku terpecah terbang menuju kalian, dari jauh aku memandangi penderitaan kalian, aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya doa yang terpanjatkan setiap kali hatiku menjerit dan mataku meneteskan air mengingat kalian, dari jauh aku memandangi kalian, hanya Allahlah tempatku mengadu, hanya pada Allahlah ku serahkan semua.
Selamat buat kalian! Allah telah berkehendak atas cobaan ini, inilah keputusan-Nya supaya terlahat siapa yang benar, supaya terlihat siapa yang tetap berpegang pada janji-Nya disaat susah, dan siapa yang hanya sampah yang akan dipukul keluar. Wahai Ahli Syam, kalian yang selalu menjaga halal dan haram dalam susah dan senang, dan sabar dalam ketaatan disaat musibah menerjang. Kejahatan yang terjadi tidak mampu mencabut kasih sayang yang ada dalam hati kalian. Mereka tak mampu menutupi mata hati kalian dari melihat hikmah dibalik musibah.
Inilah teladan yang hidup mengirim asa dan cita meskipun ribuan cobaan melanda. Ribuan perasaan bercampur aduk dalam hati saat mendengar apa yang terjadi pada kalian, tapi aku bangga dengan kalian.
Engkau wahai saudariku guru SD dari Homs, yang tidak mau menerima gaji karena sudah beberapa bulan sekolahmu hancur, sehingga kamu tidak mau menerima hakmu karena kamu tidak melaksanakan kewajiban, meskipun susahnya hidup.
Engkau wahai saudaraku pedagang dari Aleppo, engkau memohon supaya harga barang tidak naik, karena engkau tau banyak saudaramu tidak mampu membelinya, karena banyak mereka yang kehilangan rumah dan pekerjaan.
Engkau wahai saudaraku di Hama, yang bertanya apakah halal memakai air di taman kota untuk diminum, disaat seluruh saluran air dalam kota terputus.
Engkau wahai saudaraku yang meminta pada ulama agar menasehati pedagang supaya tidak menaikkan harga roti dan ongkos taksi.
Engkau wahai saudaraku yang dipercayai menjaga barang amanah, susah karena amanah orang lain padamu hancur bersama barangmu, padahal kondisi seperti ini orang hanya memikirkan nyawa masing-masing, tapi engkau malah memikirkan amanah orang padamu.
Banyak sekali teladan-teladan seperti kalian di negeri syam, negeri yang penuh berkah atas doa Rasulullah, bukankah 9 dari 10 kebaikan ada di negeri Syam seperti yang dikatakan oleh Rasulullah….
Kalian semua wahai saudaraku, sisa-sisa Salafus Shaleh…Orang-orang yang diberikan kesabaran oleh Allah, kalian orang-orang yang menjaga halal dan haram meskipun musibah menimpa kalian bertubi-tubi, seandainya kalian ditaburkan diantara manusia semuanya, kalian akan bercahaya layaknya permata di antara bebatuan biasa, itulah kehendak Allah memilih kalian dan membersihkan kalian dengan cobaan ini.
Tidak berlebihan kalau kukatakan kalian seperti kakek tua itu, yang dilempar dalam lubang di dalamnya binatang buas, saat Allah mengeluarkannya dengan selamat, orang-orang bertanya, “Saat di dalam sana, apa yang engkau pikirkan, kek?”, dengan senyum dia menjawab, “Aku berpikir, apakah air liur binatang buas itu najis atau suci, karena kau ingin menghadap Allah dalam keadaan suci tanpa ada najis di tubuhku”. Kalian wahai saudaraku, apakah saat ini sedng dikelilingi binatang buas? Tidak, tapi seperti binatang buas, tapi kalian tidak lupa pada halal dan haram, kalian ingin dilihat Allah selalu dalam ketaatan pada-Nya.
Aku tidak berlebihan kalau mengatakan kalian menjaga amanah dan wara seperti saudari Bashar Hafey, yang berkata pada Imam Ahmad bahwa dia adalah wanita yang menenun kain pada malam hari, terkadang lampu mati, dia menenun di bawah cahaya rembulan, apakah dia harus mengatakan itu pada pembeli? Atau bolehkan menenun pakaian di bawah cahaya lampu tetangga?
Bukankah amanah kalian itu adalah warisan dari cerita yang ditulis dengan tinta emas oleh para sejarahwan bahwa sebuah gelang emas dengan berat 120 gram tergantung di lampu masjid Agung Bani Umayyah Damascus lebih dari sebulan tidak ada yang mengambilnya…
Bukankah amanah kalian warisan dari wanita tua pada masa Khalifah Umayyah Walid bin Abdul Malik yang menjual kuningan, ternyata beberapa hari kemudian sang pembeli mengetahui bahwa itu bukan kuningan, tapi emas. Akhirnya dia mengembalikannya kepada wanita itu, tapi dia menjawab, “Itu warisan turun temurun yang kami kira kuningan, kalau ternyata emas, ya sudah untuk kamu saja”.
Wara dan saling menyayangi adalah sifat kalian, kezaliman, ketamakan, dan permusuhan adalah sifat yang mampir di negeri kalian, tidak akan lama nanti akan hilang…”Adapun buih itu akan hilangs ebagai sesuatu yang tak berharga, adapun yang memberi manfaat bagi manusia maka dia akan tetap di bumi, begitulah Allah membuat perumpamaan” (Al Ra’d:17).
Selamat untuk kalian wahai saudaraku Ahli Syam! Akan kutanam keyakinan dan keimanan dalam hati anak-anakku kelak, dengan menceritakan kisah-kisah kalian. Aku akan menceritakan bagaimana kakek itu dengan binantang buas, akan ku ceritakan kisah pedagang dari Aleppo, aku kusebut selalu kejujuran guru SD dari Homs, dan pasti keceritakan bagaimana orang Suriah menajga amanah dan kepercayaan, akan selalu kusebut bagaimana kasih sayang kalian, dengan bangga akan ku katakan pada anak-anakku, “Mereka dalam cerita itu adalah saudara-saudara kalian…”
Apa yang kukatakan, sebenarnya bukan sebuah hal yang aneh, itu semua adalah bukti kebenaran dari keberkahan negeri syam yang dianugerahi oleh Allah, syam selalu dipenuhi dengan ulama rabbani dan orang-orang shaleh. Bacalah apa yang dikatakan oleh Imam Ahli Syam, Imam Izz bin Abdussalam dalam mukaddimah risalahnya, Targhib Ahlil Islam fi Sukna Syam: “ Allah menjadikan kita Ahli Syam, negeri yang diberkati-Nya, yang dihuni oleh anbiya wal mursalin, awliya muhlisin, dikelilingi oleh malaikat muqarrabin, yang dijamin oleh Rabbil Alamin, menjadikan penduduknya selalu membela kebenaran,….apalagi Damascus yang disebut dalam Quran sebagai tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang rumput dan sumber air yang mengalir”.
Para Sahabat Rasulullah telah melarang kita untuk mencaci Ahli Syam, karena diantara mereka itu Wali Abdal, seperti yang ditegaskan oleh Imam Izz bin Abdussalam. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, “Janganlah kalian mencaci semua Ahli Syam, karena diantara mereka ada wali abdal”. Kejahatan apa yang dilakukan saat ini di negeri Syam, darah-darah tumpah dengan mudah, membunuh dan membuat kerusakan di negeri Syam, padahal Sahabat Rasulullah sudah melarang kita untuk menyakiti Ahli Syam, meskipun dnegan kata-kata.
Selamat buat kalian saudaraku Ahli Syam…kalian yang menjawab panggilan Rasulullah “Wahai hamba Allah, bertahanlah…”.
Kepada orang seperti kalianlah berita gembira akan turunnya Malikat… “Sesungguhnya orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dan mengatakan: “janganlah kamu takut dan jangan bersedih, dan bergembiralah, karena surga yang dijanjikan Allah pada kalian” (Fussilat: 30)
Diantara orang seperti kalianlah lahir Aimmah wal Warisun… “Dan kami hendak memberi karunia keapda orang-orang yang tertindas di bumi itu, dan menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi” (Qasas:5)
Dan kepada orang-orang seperti kalianlah yang dijanjikan Allah tamkin dan istikhlaf…. “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (Nur: 55)
Sekali lagi, selamat kepada kalian Ahli Syam……Semoga Allah segera memberikan kemenangan kepada kalian. [Saief Alemdar]