Sheikh Salim Masuty adalah seorang Ulama Zuhud dan Faqih Hanafi yang cukup terkenal pada masanya di Damascus. Beliau terkenal dengan keramahan, kedermawanan dan kezuhudannya.
Pernah suatu hari di musim dingin, beliau pulang dari masjid, di jalan bertemu dengan seorang pengemis kedinginan, tanpa berpikir panjang jubah hangatnya dibuka dan diberikan kepada pengemis itu dan beliau kembali ke rumah dengan pakaian tipisnya.
Suatu hari, pada bulan ramadhan, beberapa waktu sebelum azan magrib, istri beliau sudah menyiapkan makanan di meja makan untuk berbuka. Tiba-tiba seorang pengemis berdiri di pintu dan meminta makanan, tanpa berpikir panjang, makanan buat berbuka keluarganya di meja diberikan semua kepada pengemis itu.
Ketika istrinya datang, dan melihat meja makan kosong, istrinya marah besar dan bersumpah tidak akan duduk dengan sheikh Masuty di meja makan! Semua orang kelaparan pada bulan puasa, makanan malah diberikan kepada orang lain!
Dengan taqdir Allah, tidak lama setelah azan tiba-tiba pintu rumah diketuk dari luar, sheikh membuka pintu. Ternyata beberapa laki-laki berdiri sambil memegang piring-piring besar berisi berbagai jenis makanan, buah-buahan dan halawiyat.
Gubernur Said Pasha mengundang pejabat untuk buka puasa, tapi mereka tidak datang. Gubernur marah besar dan bersumpah…”Tidak ada yang boleh makan makanan ini, semuanya bawa ke rumah sheikh Masuty!”. Begitu cerita laki-laki itu.
Sheikh Masuty berpaling dan melihat ke istrinya…”Perbuatan Allah lebih indah wahai istriku…”. Rahimahullah.
Kata sheikh Buty rahimahullah, “Sham itu penuh dengan aulia Allah, bisa kamu temui di pasar, di masjid, dan di jalan-jalan. Hanya saja kamu perlu membersihkan hati supaya bisa melihat mereka”.