Oleh: Saief Alemdar
Sepertinya tidak ada hadis nabi Muhammad yang diperselisihkan seperti yang diperselisihkan dalam hadis “Iftiraq”, yaitu hadis yang mengatakan bahwa Umat nabi Muhammad akan terpecah lebih dari 70 kelompok, hadis ini sering disebut dengan hadis Firqah Najiyah. Ulamapun berbeda pendapat dalam memahami hadis ini, sebelum kita utarakan pendapat para Ulama terkait hadis ini, ada baiknya kita telusuri dulu narasi hadis tersebut sesuai dengan yang disebutkan oleh Ulama Hadis.
Hanya saja, ada perbedaan sederhana pada matan hadis tersebut, ada yang menyebut perpecahan saja, ada juga yang menyebut perpecahan dan menyebut yang selamat. Namun secara umum, perbedaan tersebut tidak mengurangi status hadis, dan tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak hadis ini, kami akan menyebutkan dua hadis saja, karena hadis terkait ada sekitar 15 hadis, namun esensinya adalah sama, hanya terdapat sedikit perbedaan dalam redaksi hadis.
1. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Umat Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok (firqah), umat Nasrani telah terpecah menjadi 72 kelompok (firqah), dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok (firqah)”.(HR.Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim). Dalam hadis dengan jalur periwayatan ini tidak disebutkan “Semuanya akan masuk dalam neraka, kecuali satu kelompok”. Menurut Imam Tarmizi hadis ini “Hasan Sahih”. Dan Hadis versi Abu Hurairah ini adalah yang paling kuat terkait masalah perpecahan umat di akhir zaman.
2. Dari Muawiyah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya dua ahli kitab (yahudi dan nasrani) akan terpecah menjadi 72 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok, semuanya akan masuk neraka kecuali satu kelompok, yaitu jamaah”.(HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim). Atau dalam riwayat lain oleh Ibnu Amr, “Semuanya akan masuk dalam neraka, kecuali satu kelompok (millah).” Para Sahabatpun bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?”, Beliau menjawab, “Mereka yang mengikutiku dan para sahabatku”.(HR. Tirmizi dan Hakim)
Menyikapi hadis ini, ada beberapa pendapat ulama, ada yang menafikan keotentikan hadis ini, ada yang mengatakan dhaif (Imam Ibnu Hazm), bahkan ada yang mengatakan kata-kata “Semuanya akan masuk neraka kecuali satu kelompok…” adalah palsu, seperti yang dikatakan oleh sheikh Siddiq Hasan Khan. Tapi, kita tidak akan menyikapi demikian, kita juga tidak berani menolak hadis ini, karena ada 15 hadis senada, dan diriwayatkan dari sekitar 11 sahabat besar seperti yang tersebut di atas. Tapi, kita akan mencoba memahami hadis ini dari berbagai sisi, dari segi bahasa dan mafhum-mafhum yang ada di dalam redaksi hadis itu.
Almarhum Sheikhna Al Buty Rahimahullah termasuk salah satu ulama yang menyatakan keotentikan bahkan menyatakan bahwa hadis ini mutawatir. Dalam beberapa kesempatan beliau menjelaskan pengertian hadis ini dari berbagai sisi, yang menunjukkan kedalaman pemahamannya atas hadis tersebut, pada saat yang sama juga beliau menolak setiap kelompok yang mengklaim bahwa dirinya adalah firqah najiyah dan selain mereka adalah sesat dan bakal calon penghuni neraka.
Allah mengutus nabi Muhammad untuk seluruh umat manusia, namun ada yang mau beriman dan mengikuti Risalah nabi Muhammad, ada juga yang tidak. Semua manusia yang lahir setelah diutusnya Nabi sampai hari Kiamat disebut “ummatu dakwah”, baik yang muslim maupun non muslim. Adapun mereka yang beriman dan mengikuti risalah nabi Muhammad disebut “ummatul istijabah”.
Dan yang dimaksud dengan “umatku” dalam hadis tersebut adalah umat dakwah, bukan umat istijabah. Sehingga yang dimaksud dengan “umatku akan terpecah” yaitu terpecah menjadi berbagai agama-agama batil selain Islam yang jumlahnya banyak sekali. Bukan dimaksud pecah adalah umat Islam menjadi kelompok-kelompok seperti mu’tazilah, murji’ah, khawarij dan lain-lain.
Penafsiran tersebut berdasarkan dua hal:
Pertama, tambahan dalam riwayat Ibnu Amr “Semuanya akan masuk dalam neraka, kecuali satu kelompok (millah)”, sebagaimana kita ketahui bahwa millah itu adalah sinonim dari agama, dan tidak pernah bisa diartikan sebagai kelompok atau mazhab. Ketika disebut “Millah Islam”, maka mencakup seluruh kelompok dan mazhab-mazhab yang ada di dalam Islam, meskipun mereka memiliki perbedaan dan perselisihan, namun mereka punya satu titik temu yaitu mereka semuanya mengesakan Allah (Wahdaniyyatullah).
Kedua, pada awal hadis Rasulullah bersabda “Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok (firqah), Nasrani telah terpecah menjadi 72 kelompok (firqah)”, ditinjau dari sisi balaghah, dimana perkataan nabi Muhammad adalah hujjah dalam bahasa Arab, untuk kesepadanan bahasa maka seharusnya beliau mengatakan “dan muslimun/Islam akan terpecah menjadi 73 kelompok”. Namun, beliau tidak memakai kata-kata muslimun atau Islam, malah memakai “umatku”.
Dan yang dimaksud dalam hadis “umatku terpecah” yaitu terpecah menjadi berbagai agama, buktinya beliau mengatakan “Semuanya akan masuk dalam neraka, kecuali satu kelompok (millah).” Beliau menyebut “millah”, bukan “firqah”, sehingga yang selamat hanya satu millah yaitu millah Islam atau agama Islam mencakup seluruh kelompok dan mazhab-mazhab yang ada di dalamnya.
Karena mereka semua memiliki satu identitas pemersatu, yaitu beriman bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah Rasulullah. Inilah yang dimaksud dalam hadis tersebut, sehingga seluruh umat Islam pada hari ini, meskipun mereka berafiliasi kepada berbagai kelompok yang berbeda-beda, namun selama mereka masih berlindung di bawah payung “Tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah Rasulullah”, maka mereka adalah beriman.
Pemahaman seperti ini atas hadis tersebut, senada dengan hadis-hadis Rasulullah yang lain dimana beliau bersabda bahwa siapapun yang meninggal dunia dan dia tidak menduakan Allah maka dia akan masuk Surga. Salah satunya, “Barang siapa yang menghadap Allah, dia tidak syirik pada-Nya, maka diharamkan baginya neraka”.( Muttafaq Alaih).
Dalam hadis lain riwayat imam Nasai, Rasulullah bersabda, ”Asyahdu Alla Ilaha Illallah, wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah…barang siapa yang menghadap Allah dengan membawa dua kalimat ini, maka neraka tertutup baginya”. Atau hadis lain, “Barang siapa yang menutup akhir hayatnya dengan La Ilaha Illallah maka dia akan masuk surga”. Hadis senada banyak sekali, secara esensial dia sudah berstatus mutawatir.
Penafsiran hadis “firqah najiyah” seperti di atas bukanlah hal baru, namun sebelum shekihna Al Buty sudah ada ulama kita yang mengatakan demikian, meskipun tidak sejelas pernyataan Al Buty, antara lain Imam Baihaqi dalam karyanya Al I’tiqad dan Imam Khattaby dalam syarh Hadisnya.
Jadi, meskipun sebagian kelompok dalam Islam menganut berbagai jenis penyimpangan dan bid’ah, tidak bisa serta-merta kita kafirkan, dan kita keluarkan dari Islam dengan alasan bukan Ahli Sunnah wal Jamaah.
Kami tidak berharap semua pihak mau mengikuti pendapat ini, namun paling tidak kami telah berusaha memperkecil jurang perselisihan dan egoisme kita, yang saling menyalahkan sesama dan membenarkan diri sendiri. Seorang mukmin sejati seharusnya selalu seperti yang digambarkan dalam surat Al hasyr ayat 10, “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “ Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah berimah terlebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.