Kepanduan di Gontor dimulai sejak Gontor itu dirintis dari sebuah Madrasah Tarbiyatul Athfal (MTA), bapak kepanduan Gontor, KH Ahmad Sahal nampaknya menyadari betul bahwa semangat untuk berdispilin dan hidup mandiri semua bermula di kepanduan. Maka didirikanlah kepanduan bernama BINTANG ISLAM, yang pendidikannya bernuansa semi militer yang Islami (karena mungkin terpengaruh oleh suasana revolusi), dengan penuh semangat meskipun dalam situasi yang sangat sedehana.
Namun dari kepanduan itulah, lahir pada pejuang-pejuang kemerdekaan yang berjuang merebut kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan. Diantara alumni pandu BINTANG ISLAM itu adalah Let. Kol Irchamnie, salah satu anggota badan wakaf dan juga anggota TKR. Mantan bupati Tuban itu adalah salah satu alumni PM Gontor.
Ketika gerakan kepanduan kemudian di satukan dalam satu wadah yaitu Gerakan Pramuka, maka Gontor-pun melakukan “modivikasi” peraturan kepramukaan. Salah satunya adalah bercelana panjang bagi para penggalang dan semua yang duduk di kelas 5 (kelas dua SMU) wajib menjadi pembina Pramuka berapapun usianya. Padahal rata-rata usia kelas lima Gontor adalah Pramuka penegak atau pandega.
Di sini dibentuklah unit-unit satuan pramuka dengan sandi 15089 /T. Huruf T menunjukkan gugus depan utama yang menjadi induk dari semua PO (Kode untuk Ponorogo, yang kemudian tiap-tiap Gugus depan disebut PO-T). Ada 10 gugus depan yang ada dari PO-T 1, PO-T 3, PO-T 5, hingga PO-T 19. Kegiatan kepramukaan wajib diikuti oleh semua santri pada hari kamis sore. Sedangkan untuk program intensivikasi Pasukan Garuda (Pasukan Khusus) tiap-tiap PO-T dilaksanakan hampir setiap sore setelah sholat ashar.
Sebagaimana filosofi dasar Gerakan Pramuka, bahwa pramuka adalah permainan menarik yang mengandung pendidikan. Maka arahan latihan Pramuka ini adalah permainan yang menarik. Dari mulai lagu, tepuk, tali-temali, sandi-sandi, semuanya harus dibingkai dalam sebuah kerangka permainan yang menarik.
Dengan arahan gaya semi militer, dimulailah permainan menarik yang mengandung pendidikan ini menjadi arena latihan mengembangkan jiwa yang mandiri dan penuh semangat. Tak heran, banyak diantara alumni-alumni Gerakan Pramuka Gontor yang bermental baja, betul-betul tak kenal gengsi untuk berusaha setelah mereka menjadi alumni. Bahkan betul-betul mampu mempengaruhi orang banyak dengan kata-katanya.
Setiap tahun, diadakan pesta bagi penggalang dan penegak di acara Lomba Perkemahan Penggalang dan Penegak (LP3), di sini semua ketrampilan kepramukaan di lombakan. Dari mulai kemampuan dasar kepramukaan (Morse, semaphore, sandi-sandi, tali-temali) hingga kemampuan kembangan (Pidato, Puisi, parodi iklan, penjelajahan, cerdas cermat, dsb).
Perlombaan yang kumplit yang menjadi muara bagi semua PO-T dan pondok alumni untuk mempertaruhkan latihan harian yang mereka dapatkan. Maka banggalah bagi PO-T atau pondok alumni yang menjadi Juara Umum di acara ini. Acara ini juga jadi seleksi bagi Koordinator Gerakan Pramuka Gontor untuk menyeleksi calon anggota Regu Khusus yang akan dikirim ke Jambore internasional atau nasional.
Di Gontor, ada dua regu khusus yang diambil dari kader terbaik dari masing-masing PO-T. Satu Regu bernama Cobra, sedangkan satu regu lagi bernama Eagle. Kedua Regu ini harus “bertarung” dulu untuk mendapatkan pilihan Regu terbaik yang akan dikirim ke Jambore Internasional. Kelak ketika sudah terpilih, mereka akan di gembleng secara Militer di Pusdiklat Pasukan Khas Lanud Iswahyudi Madiun.
Dengan materi semi militer bertujuan untuk meningkatkan kualitas mental dan semangat membela bangsa di Arena Internasional. Alhamdulillah, saya pernah tergabung dalam Eagle Tim yang ditugaskan mewakili Indonesia di Jambore Australia. Dengan persiapan matang dan fisik yang harus prima, kami akhirnya berhasil merebut penghargaan sebagai The Most Favourable team in Jamboree.
Saya pernah aktif di Pramuka. Pernah jadi Anggota Pasukan Garuda. Pernah jadi Pembina Gugus Depan PO-T 15. Pernah jadi Majelis Pembimbing Gugus depan. Dan pernah jadi komandan Regu dari pasukan terbaik yang dimiliki Gontor di Jambore Australia. Alhamdulillah, semua kenangan itu tidak akan pernah hanyut ditelan waktu. Kobarkan selalu semangat berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan…..!!!!