Kisah ini diuraikan dari sebuah akun facebook Yana Nurliana yang saat ini sudah dihapus. Isi dari status facebook ini adalah kisah perjalanannya ke negeri Palestina yang mengharuskannya menginap diwilayah Yahudi. Berikut kisah selengkapnya;
Perjalanan kedua kami ke Palestina, kami menginap di kawasan Yahudi, bukan di Kawasan Muslim.
Hotel yang kami tinggali pun kebanyakan dihuni oleh wisatawan Yahudi dan Nasrani.
Resikonya… Memang jauh dari Masjidil Aqsa, jika naik Taxi, setidaknya kami harus membayar 15 USD, atau sekitar 200ribu rupiah-an.
Namun harga yang pantas untuk bisa merasakan “KEREN”nya menjadi seorang muslim.
Keren, karena bisa melihat bagaimana PENAKUTnya para penjajah itu.
Tiap masuk Lift, dan berpapasan dengan orang orang Yahudi (dengan ciri khas topi kecil dan cambang curly nya), aku (yang sepertinya satu satunya yang berjilbab di hotel itu).. bisa melihat bagaimana orang Yahudi selalu menghindariku.. takut!
Bahkan pernah seorang anak Yahudi lari terbirit birit ketika pintu Lift terbuka, dan ada kami di dalamnya ?, mungkin dia sudah di doktrin.. jika ada wanita berjilbab… larilah nak! ?
Saat naik Taxi pun, baru sekali kami naik Taxi milik Yahudi, itupun, sebelum kami naik, mas supir menghubungi kantor polisi setempat, dan membuat GPS nya terkoneksi dengan petugas… sampai kami tiba di lokasi Masjid.
“Aku hanya ingin memastikan bahwa aku mengantar kalian ketempat yang benar..”. Dalihnya ketika kutanya mengapa harus menghubungi petugas.
Lucunya, dia memberhentikan kami bukan di pintu utama Kota Tua, lokasi dimana Masjidil Aqsa berada.
“Kami tidak berani melewati Gerbang Herodes, karena itu kampung Arab.”
Dengan wajah pucat ia bersikeras menurunkan kami di tempat yang jauh dari gerbang terdekat, yaitu gerbang Herodes di kampung arab (muslim).
Di lain kesempatan…
Suatu sore.. beberapa tentara Israel berlarian ke arah pintu masuk, saat kami hendak meninggalkan Kota Tua.
Aku sempat was was juga.. karena kami akan melewati Gerbang Damascus itu, gerbang dimana Polisi Israel paling sering melakukan penembakan karena panik.. Bahkan pernah kejadian, seorang gadis kecil 10 tahun menodongkan garpu, dan langsung diberondong puluhan peluru…
Betapa paranoidnya!
Ada apakah di Gerbang Damascus sehingga polisi Israel tampak berkumpul dengan wajah gelisah sore itu.
Ternyata… terjawab sudah. Serombongan pria berbadan tegap dengan bendera Turki dan bendara Palestina masuk dengan santai, kalem namun penuh percaya diri.
Aha..
Mereka takut…
Badan kurus kecil ringkih para polisi israel yang kebanyakan hanya sekelompok anak muda yang sedang “magang” alias wajib militer.. Tentu saja akan keder dengan keren-kerennya Orang Turki yang memang terkenal dengan tatapan dingin dengan Jas gelapnya….?? mungkin juga takut karena film KING of Turkey Valley of the Wolves.
Begitulah Yahudi kawan…
Mereka hanyalah sekelompok penjajah yang menang di OTAK dan UANG.. namun kelebihan itu tak membuat mereka mengagumkan…
Hidup mereka gelisah… penuh ketakutan…
Jadi, salah satu alasan kita BERKUMPUL dan MENUNJUKKAN KEKUATAN kita untuk #AksiBelaPalestina1712 hari ini..
adalah untuk menggetarkan hati mereka..
untuk membangunkan jiwa jiwa pecundang dalam darah para penjajah seperti mereka..
Kamu muslim?
Dan tak sepakat?
Hanya kuminta satu hal…
Diam saja ya!
Kuhargai jika kamu mendoakan..
Jikapun menurutmu kami yang TURUN KE JALAN ini tidak syarí dan berbuat salah…
doakan kami ya!
karena memang kami selalu selalu salah,
dan kamu benar!
Doakan kami,
sebagaimana kamu selalu mendoakan ulil amri..
#KamiBersamaPalestina