Selalu ada alasan ilmiah dari larangan Allah dan Rasul-Nya, salah satunya adalah mengenai larangan tidur tengkurap. Ternyata tidur tengkurap yang dilakukan bayi atau orang dewasa, memiliki efek buruk untuk tubuh.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang Laki-laki muslim tidur tengkurap, kemudian beliau bersabda,
“Ini adalah cara tidur yang tidak disukai oleh Allah.”( HR. AT-Tirmidzi no.2789)
Dalam riwayat yang lain, “Berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka”( HR. Ibnu Majah)
Ulama sekaligus pakar kedokteran, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,
“Terlalu sering tidur dengan sisi kiri membahayakan bagi jantung karena kecendrungan anggota (organ dalam) ke kiri, maka bisa menekannya. Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tetapi tidak mengapa jika sekedar untuk beristirahat tanpa tidur. Dan yang kurang baik juga adalah cara tidur berbaring dengan mukanya (tengkurap).”
Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa memang tidur tengkurap berbahaya, apalagi tidurnya pulas dan lama karena saat tidur tengkurap otomatis otot dada/otot pernafasan kita tidak dapat mengembangkan dada dengan baik dan maksimal, sehingga aliran oksigen menjadi lebih sedikit dan bisa berakibat menjadi sesak nafas.
Demikian juga tidur pada sisi kiri badan (yaitu menghadap ke kiri) juga berbahaya, karena organ-organ bisa menghimpit jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan mengurangi pasokan darah ke otak.
Untuk bayi, tidur tengkurap memiliki resiko tinggi mengalami kematian mendadak. Banyak kasus SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang terjadi karena hal ini. Sebuah data penelitian di Inggris yang diungkap pada tahun 1990 memperkuat tesis itu.
Selama penelitian itu terdapat 72 bayi meninggal. Lima di antaranya diketahui meninggal karena penyakit tertentu. Sementara 67 lainnya bukan karena penyakit dan dikategorikan dalam kematian secara mendadak.
Dari 67 kasus bayi yang meninggal kategori mendadak, 62 di antaranya tidur dalam posisi tengkurap. Dalam laporan itu disebut bahwa posisi tidur tengkurap, pakaian terlalu ketat, dan peningkatan suhu menjadi pemicu peningkatan risiko kematian bayi.
Masih banyak orang tua yang menganggap hal seperti ini biasa, karena bayi mereka baik-baik saja meski tidur tengkurap. Posisi ini menekan perut bayi. Tidak hanya itu, bayi yang tertidur lelap tidak mungkin mengubah posisi tidurnya.
Tak jarang, tidur tengkurap pada bayi akan ‘menenggelamkan’ hidung bayi pada bantal, atau tertutup selimut. Tentu saja hal ini akan membuat bayi susah bernapas. Beberapa bayi, secara natural, akan berbalik arah. Sayangnya, tidak semua bayi dapat melakukan hal yang sama.